Kamis, 22 April 2021 09:43 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa sebagian besar persediaan atom era Soviet di negara itu akan segera digantikan oleh senjata modern.
Ia lantas memperingatkan bahwa Moskow bermaksud untuk mempertahankan diri dari agresi asing. Berbicara sebagai bagian dari pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow pada hari Rabu, Putin mengatakan bahwa pemerintahnya ingin memiliki hubungan yang positif dengan semua orang di panggung internasional, termasuk mereka yang hubungannya putus baru-baru ini.
"Kami benar-benar tidak ingin membakar jembatan," ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/4/2021).
Namun, pada saat yang sama, ia memperingatkan bahwa mereka yang salah mengira pendirian ini sebagai kelemahan perlu mengetahui bahwa respons Rusia terhadap agresi apa pun akan asimetris, cepat, dan keras.
"Mereka yang merencanakan provokasi akan menyesali perbuatan mereka dengan kekecewaanuntuk waktu yang lama," Putin memperingatkan.
Sebagai bagian dari rencana negara untuk mempertahankan diri, katanya, persediaan senjata strategisnya saat ini sedang dirombak. Rusia tengah memperbarui peralatan era Soviet yang lebih tua untuk mendukung teknologi generasi berikutnya, seperti persenjataan hipersonik dan laser.
Di antara perombakan tersebut, ia mengungkapkan bahwa rudal canggih RS-28 Sarmat akan dikirim ke pasukan di lapangan mulai tahun 2022. Rudal RS-28 Sarmat adalah rudal balistik antarbenua yang berat, memiliki hingga 15 hulu ledak nuklir yang dapat diarahkan ke target individu dan masing-masing mengirimkan 350 kiloton 'api neraka' atom.
Selain itu rudal yang dipasang di kapal dan proyektil "generasi berikutnya" lainnya juga dijadwalkan untuk ditempatkan dalam waktu dekat.
Menurut Putin, lebih dari dua pertiga peralatan militer Rusia akan menjadi "modern" pada akhir tiga tahun ke depan, sementara lebih dari 88% senjata nuklir akan terwujud pada tahun ini juga.
Putin juga merujuk pada Peresvet, meriam laser rahasia yang dikatakan memiliki potensi untuk menembak jatuh pesawat musuh dan rudal yang masuk ke wilayah Rusia. Senjata tersebut dilaporkan telah digunakan untuk instalasi di seluruh negeri. "Kami memiliki kesabaran, kepercayaan diri dan kebenaran di pihak kami," ujar Putin.
“Saya berharap tidak ada yang akan berpikir untuk melewati garis merah dalam hubungan mereka dengan Rusia. Di mana garis itu berada adalah milik kita untuk ditentukan," Putin mewanti-wanti.
Amerika Serikat (AS) saat ini dilaporkan mengembangkan sistem rudal balistik antarbenua berbasis darat senilai USD100 miliar untuk menggantikan roket Minuteman-III era Perang Dingin. Namun, itu mendapat kecaman dari para ahli, dengan Federasi Ilmuwan Amerika berpendapat bahwa program tersebut telah didorong oleh lobi industri daripada kebutuhan riil untukpos keamanan pasca-Perang Dingin.(mir)