Jumat, 23 September 2022 19:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Komandan Komando Strategis Amerika Serikat (A)S Laksamana Angkatan Laut (AL) Charles Richard menyatakan untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Dingin, AS menghadapi kemungkinan perang nuklir dengan lawan selevel.
Berbicara pada konferensi yang diselenggarakan Angkatan Udara di Maryland, Richard mengklaim AS harus bersiap meningkatkan kemampuan militer dengan cepat terhadap kemungkinan lawan-lawan, dan untuk melindungi tanah airnya. "Kita semua di ruangan ini kembali ke urusan merenungkan konflik bersenjata langsung dengan rekan berkemampuan nuklir," ujar dia, menurut ringkasan Pentagon dari komentarnya.
"Kita tidak harus melakukan itu selama lebih dari 30 tahun. Ini tidak lagi teoretis," papar dia.
Dia menambahkan, "Rusia dan China dapat meningkat ke tingkat kekerasan apa pun yang mereka pilih dalam domain apa pun dengan instrumen kekuasaan apa pun di seluruh dunia."
"Kita hanya sudah lama tidak menghadapi pesaing dan lawan seperti itu," ujar dia.
Di mata Moskow, AS saat ini terkunci dalam konflik proksi dengan Rusia di Ukraina, dan terus meningkatkan komitmen senjata, intelijen, dan bantuan keuangannya ke Kiev sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Februari.
Doktrin nuklir Rusia saat ini memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir pertama di wilayah atau infrastrukturnya, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir atau konvensional.
Doktrin Amerika Serikat mengizinkan serangan nuklir pertama dalam “keadaan ekstrem untuk membela kepentingan vital Amerika Serikat atau sekutu dan mitranya.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengulangi posisi ini pada Rabu, menyatakan, “Kremlin akan tanpa ragu menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami, jika wilayah Rusia terancam.”
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga memperingatkan, “AS terhuyung-huyung di ambang menjadi pihak langsung dalam konflik Ukraina, dengan Washington mempertaruhkan tabrakan langsung antara kekuatan nuklir.”
Peringatan serupa juga datang dari dalam AS, terutama dari mantan Presiden Donald Trump, yang menyatakan pada Rabu bahwa, “Konflik yang seharusnya tidak pernah terjadi, bisa berakhir menjadi Perang Dunia III.”(kah)