Rabu, 07 Agustus 2019 12:14 WIB

ISIS Bangkit di Suriah

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnes.com- ISIS kembali bangkit di Suriah kurang dari lima bulan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan kekhalifahan kelompok teror itu 100% telah dikalahkan.

Hal itu menurut laporan terbaru inspektur jenderal Pentagon tentang perang melawan ISIS. "Meskipun kehilangan 'teritorial kekhalifahannya,' Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memperkuat kemampuan gerilyawannya di Irak dan melonjak kembali di Suriah," bunyi laporan yang dirilis pada Selawa waktu setempat memperingatkan.

Laporan itu berasal dari inspektur jenderal untuk Operation Inherent Resolve, nama resmi untuk operasi yang dipimpin AS melawan ISIS, mencakup periode 1 April hingga 30 Juni 2019.

Menurut laporan tersebut penarikan sebagian pasukan AS dari Suriah telah berdampak pada perang melawan sisa-sisa ISIS, membuatnya lebih sulit untuk memberi tahu sekutu lokal di lapangan dan menghilangkan kemampuan AS untuk memantau daerah-daerah yang digambarkan sebagai zona potensi perekrutan yang memungkinkan ISIS untuk mengisi kembali jajarannya.

"Pengurangan pasukan AS telah mengurangi dukungan yang tersedia untuk pasukan mitra Suriah pada saat pasukan mereka membutuhkan lebih banyak pelatihan dan perlengkapan untuk menanggapi kebangkitan ISIS," tulis wakil kepala inspektur jenderal, Glenn Fine, dalam sebuah pesan yang menyertai laporan tersebut seperti disitir dari CNN, Rabu (7/8/2019).

Laporan itu memperingatkan karena pengurangan personel, AS dan sekutu lokalnya tidak dapat memonitor secara dekat kamp orang-orang yang dipindahkan secara internal. Situasi ini memungkinkan ideologi ISIS menyebar tanpa perlawanan di dalam kamp, berpotensi memungkinkan ISIS untuk mengisi kembali jajaranya di antara puluhan ribu penduduk.

Presiden AS Donald Trump berulang kali menggembar-gemborkan peran pemerintahannya dalam mengusir kelompok teror itu dari daerah-daerah di bawah kendali teritorialnya. Hal itu dikatakannya pada rapat kabinet bulan lalu.

"Kami melakukan pekerjaan hebat terhadap kekhalifahan ISIS. Kami memiliki 100% wilayah kekhalifahan, dan kami dengan cepat menarik diri dari Suriah," ujar Trump.

Pada puncak kamapnye di Suriah, AS menerjunkan 3.000 tentara yang membantu memberikan saran kepada Pasukan Demokrat Suriah yang didukungnya ketika mereka mengusir ISIS dari kota-kota di seluruh timur laut Suriah. Jumlah pasukan AS telah menurun secara substansial, namun pejabat Pentagon belum memberikan statistik resmi tentang berapa banyak yang disiagakan di negara itu.

Trump mengatakan bahwa pasukan AS residual kecil akan tetap di Suriah untuk jangka waktu yang tidak terbatas guna membantu memastikan ISIS berhasil dikalahkan.

"Kami akan segera keluar dari sana. Dan biarkan mereka menangani masalah mereka sendiri. Suriah dapat menangani masalah mereka sendiri - bersama dengan Iran, bersama dengan Rusia, bersama dengan Irak, bersama dengan Turki. Kami berada 7.000 mil jauhnya," kata Trump bulan lalu.(ist)


0 Komentar