Minggu, 04 November 2018 09:20 WIB

China Kembangkan Kapal Selam Nirawak yang Canggih untuk Lawan Armada Laut AS yang Terkuat di Dunia Saat Ini.

Editor : A. Amir
Ilustrasi kapal selam China berteknologi drone yang canggih

Beijing, Tigapilarnews.com - Militer China tengah mengembangkan sebuah teknologi kapal selam nirawak atau drone yang akan dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Proyek prestisius kapal selam tanpa awak China ini direncanakan bakal siap beroperasi pada 2020-an, tujuannya untuk melawan hegemoni kapal induk Amerika Serikat yang terkuat didunia saat ini.

Laporan surat kabar PLA memberikan pandangan sekilas ke dalam pemikiran militer China untuk pencegahan dan peperangan bawah laut masa depan.

"Drone selam pintar beroperasi dan menyerang sendiri, dan senjata bawah laut berteknologi tinggi baru meletakkan serangan dengan robot bawah air, senjata 'hantu' cerdas, dan perangkat seperti ikan bionik untuk membentuk sistem operasi berbasis jaringan," bunyi laporan tersebut, yang dikutip South China Morning Post, Sabtu (3/11/2018). 

Nantinya kapal selam akan ditujukan untuk berbagai misi, mulai dari pengintaian, pemasangan ranjau atau bahkan misi peledakan diri untuk menghancurkan kapal musuh.

"Operasi ofensif dan pertahanan bawah laut merupakan domain pertempuran utama untuk perebutan supremasi laut, dan merupakan sarana utama untuk memenangkan keunggulan dalam operasi maritim," bunyi laporan surat kabar Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Laporan itu mengatakan China telah membayangkan masa depan kendaraan bawah laut tak berawak (drone selam) yang melakukan serangan otonom secara diam-diam dan mengandalkan jaringan sensor yang ditanam di seluruh dunia di dasar laut yang dapat dipicu oleh satelit.

Kemampuan perang bawah laut otonom, lanjut laporan itu, adalah bagian dari pasukan militer China yang telah mampu bertahan selama puluhan tahun. Kemampuan itu diklaim akan mengalahkan Amerika Serikat.

Serangan bawah laut akan dilakukan menggunakan kapal selam robot bertenaga AI (artificial intelligence). "Yang beroperasi tanpa mengandalkan kontrol manusia untuk menilai target secara otomatis, dan mengatur serangan terkoordinasi dalam apa yang disebut laporan militer sebagai 'perang hantu bawah laut'," imbuh laporan tersebut.

Drone selam AI juga dapat digunakan untuk memaksakan blokade target yang diaktifkan sendiri berdasarkan kemampuan identifikasi target senjata otomatis.

Kendaraan selam itu akan menggunakan komunikasi kode yang tidak bisa dipecahkan dan transmisi data yang dikirim oleh komputer kuantum tingkat lanjut.

Meskipun Kapal selama drone ini didesain berukuran cukup besar tapi biaya produksinya yang relatif murah.

"Meskipun tidak sampai menggantikan kapal selam yang dioperasikan manusia, namun kapal selam tanpa awak ini bakal menantang lokasi-lokasi strategis yang ditetapkan angkatan laut Barat usai Perang Dunia II."

"Kapal selam ini akan ditujukan terutama untuk pasukan AS di perairan strategis seperti Laut China Selatan dan Samudera Pasifik barat," kata para peneliti yang terlibat dalam proyek ini. 

Melansir dari SCMP, proyek kapal selam dengan AI ini merupakan bagian dari rencana ambisius China untuk meningkatkan kekuatan angkatan lautnya. 

Sebelumnya, China telah membangun fasilitas pengujian terbesar untuk kapal nirawak di Zhuhai, Provinsi Guangdong. Selain itu, peneliti militer juga tengah mengembangkan sistem pendukung bantuan AI untuk komandan kapal selam yang bakal membantu kapten mengambil keputusan dengan lebih cepat dan akurat.

Di masa depan, kapal selam tanpa awak ini akan dapat saling berkoordinasi dengan sistem militer di darat, laut, dan udara, serta dapat menyelesaikan misi tanpa intervensi manusia.

Model kendaraan bawah air tanpa awak (UUV) yang ada saat ini mayoritas berukuran kecil dan diluncurkan serta masih bergantung dengan kapal lain, serta masih memiliki keterbatasan lainnya. 
Proyek pengembangan kapal selam nirawak dengan AI ini pun menjadi proyek yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Direktur Peralatan Teknologi Kelautan Institut Otomasi Shenyang, Lin Yang telah mengkonfirmasi kepada SCMP tentang pengembangan kendaraan bawah laut tanpa awak ekstra besar atau XLUUV.

Lembaga di Provinsi Liaoning itu adalah produsen utama robot bawah air untuk militer China. Sementara Lin adalah pihak yang berperan dalam pengembangan kendaraan bawah laut otonom pertama di China.

Sementara, Luo Yuesheng, profesor di fakultas automasi, Universitas Teknik Harbin, sebuah pusat pengembangan utama untuk kapal selam baru China, berpendapat bahwa kapal selam AI akan menempatkan kapten di kapal lain saat dalam pertempuran.

Namun ditegaskannya, kapal selam AI masih pada tahap awal. Luo mencatat masih banyak kendala teknis sebelum benar-benar dapat dikerahkan dalam operasi sesungguhnya.

Kapal selam tak berawak juga kemungkinan tetap akan terbatas pada tugas-tugas khusus yang relatif sederhana.

"AI tidak akan menggantikan manusia. Situasi di bawah air bisa sangat rumit dan saya pikir robot tidak dapat memahami atau menangani semua tantangan," tambahnya.


0 Komentar