Senin, 30 April 2018 11:09 WIB

Korut Segera Tutup Tempat Uji Coba Nuklirnya

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi uji coba senjata nuklir (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Korea Utara (Korut) berencana untuk menutup situs uji coba senjata nuklirnya pada bulan Mei mendatang.

Korut juga akan memberikan akses kepada para ahli dari Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) untuk menyaksikan proses tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara pemerintah Korsel, Yoon Young-chan. Rencana itu diputuskan ketika pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in bertemu pada hari Jumat lalu.

"Beberapa mengatakan bahwa kami mengakhiri fasilitas yang tidak berfungsi, tetapi Anda akan melihat bahwa mereka dalam kondisi baik," kata Yoon mengutip pernyataan Kim Jong-un seperti dinukil dari Russia Today, Senin (30/4/2018).

Pemimpin Korut lantas mengatakan ia akan mengundang pakar keamanan dan jurnalis. Diktator muda Korut itu mengatakan negaranya tidak akan membutuhkan nuklir jika AS berjanji tidak melakukan agresi.

Juru bicara Seoul juga mengatakan Kim Jong-un akan mengubah zona waktu Korut untuk mencocokkannya dengan Korsel. Saat ini, Seoul 30 menit lebih cepat dari Pyongyang.

Pertemuan kedua pemimpin Korea pada Jumat lalu tampaknya telah menjadi terobosan dalam meruntuhkan krisis di Semenanjung Korea.

Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, pemimpin Utara dan Selatan bertemu di perbatasan dan akhirnya menandatangani deklarasi komitmen bersama untuk denuklirisasi semenanjung Korea sepenuhnya. 

Mereka juga setuju untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut yang akan mencakup negara-negara lain, termasuk sekutu Seoul AS dan pendukung Pyongyang China, dalam upaya untuk menandatangani perjanjian damai menggantikan gencatan senjata yang sudah ada sejak Perang Korea berakhir pada 1953.

Langkah selanjutnya adalah pertemuan yang ditunggu-tunggu antara Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump, yang bisa terjadi segera dalam tiga atau empat minggu ke depan. 

Trump telah menjalankan apa yang ia sebut sebagai kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Korut, dengan sanksi ekonomi yang berat dan latihan militer langsung yang hampir konstan di perbatasannya.

Trump kini telah memanggil Kim Jong-un dengan panggilan "sangat terhormat," tetapi ia masih mengancam untuk keluar dari pembicaraan jika dia menganggap hal itu tidak akan membuahkan hasil.(exe/ist)


0 Komentar