Sabtu, 28 Januari 2017 14:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Himpitan ekonomi keluarga memaksa DA (5), siswi SMP kelas II di Jakarta memutuskan menjadi wanita pekerja seks komersial.
Padahal, kemampuan akademisnya terbilang berprestasi. Nilai-nilai rapornya di satu SMP di Jakarta, jauh di atas rata-rata anak seusianya.
Tapi, nilai-nilai itu tak mampu membantu deraan ekonomi yang dihadapi keluarga. Itulah sebabnya, DA memutuskan menerima tawaran menjadi wanita PSK dari seorang germo yang terindikasi sindikat prostitusi online.
Namun, sepak terjang DA yang baru seumur jagung, terendus. Dia bersama Y (16) digaruk polisi dari satu hotel di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (261/2017), serta seorang wanita germo, WP, yang menjajakan mereka secara online, serta satu pria hidung belang.
"Pengakuan korban DA, dia murid berprestasi lumayan bagus. Hal itu bisa dilihat dari nilai rapornya," jelas Kanit Reskrim Polsek Tamansari Kompol Bintoro, Sabtu (28/1/2017).
Karena itulah, polisi akan mengembalikan DA maupun Y ke keluarga masing-masing untuk bisa dibina kembali. Menurut keterangan, DA merupakan warga Ibukota tinggal di kawasan Tomang, Jakarta Barat.
Kapolsek Metro Tamansari, AKBP Nasriadi, mengaku prihatin karena masih ada orang yang tega mengambil keuntungan dari situasi dan kondisi seseorang.
"Korban kan ngaku melakukan itu karena himpitan ekonomi keluarga. Situasi itulah dimanfaatkan seseorang untuk mengambil keuntungan. Itu namanya raja tega," kata Kapolsek.
DA mengaku hasil menjadi wanita PSK di Ibukota digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Menurut pengakuan DA, sudah empat kali melayani pria layaknya hubungan suami istri, semuanya melalui mucikari WP.
"Ini sangat disayangkan, anak di bawah umur dan masih sekolah sudah melakukan tindakan yang sepatutnya tidak dilakukan. Kami akan pulangkan kepada keluarganya," pungkas Nasriadi.