Jumat, 31 Mei 2024 21:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melayangkan kritik keras terkait Iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), yang belakangan menjadi polemik usai gaji pekerja swasta bakal dipotong sebesar 3%.
Mahfud mengatakan secara matematis hitungan pemotongan gaji karyawan swasta untuk Tapera tidak masuk akal. "Pemerintah perlu betul-betul mempertimbangkan suara publik tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Kalau tidak ada jaminan betul-betul akan mendapat rumah dari Pemerintah bagi penabung, maka hitungan matematisnya memang tidak masuk akal," ujar Mahfud lewat akun media sosial X (Twitter) pribadinya, dikutip Jumat (31/5/2024).
Mahfud pun menjabarkan misalnya orang yang mendapat gaji Rp5 juta per bulan kalau menabung 30 tahun dengan potongan sekitar 3% per bulan hanya akan sekitar Rp100 juta. "Untuk sekarang pun Rp100 juta takkan dapat rumah, apalagi 30 tahun yang akan datang, ditambah bunganya sekali pun," terangnya.
"Untuk orang yang gajinya di atas Rp10 juta pun dalam 30 tahun akan terkumpul hanya sekitar Rp225 juta. Ini pun pada 30 tahun yang akan datang sulit dapat rumah. Sekarang pun sulit dapat rumah dengan uang Rp225 juta," jelasnya.
Sementara, kata Mahfud, adapun orang yang gajinya Rp15 juta misalnya lebih baik dibiarkan untuk mengambil kredit perumahan (KPR) sendiri sejak sekarang ke bank-bank Pemerintah. "Mungkin jatuhnya malah lebih murah daripada menabung 3%/bulan," beberny.
"Apa ada kebijakan yang menjamin para penabung untuk betul-betul dapat rumah? Penjelasan tentang ini yang ditunggu publik," pungkasnya.(san)