Kamis, 30 Mei 2024 15:18 WIB

China Kecam Keras Influencer yang Suka Pamer Kekayaan

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sejumlah Influencer yang suka pamer gaya hidup mewah di media sosial menghilang dari media sosial China di tengah tindakan keras pemerintah terhadap pamer kekayaan yang mencolok.

Salah satu dari mereka, Wang Hongquan yang mengklaim memiliki tujuh properti di Beijing pamer mengunakan daster bernilai 10 juta yuan. Para pelayannya diminta menunjukkan sejumlah tas Hermès dan mobil sport mahal yang ia beli. Pada hari Selasa, akunnya di Douyin, TikTok versi China, tidak dapat diakses oleh 4,3 juta pengikutnya.

Pencarian menghasilkan pesan kesalahan yang mengatakan bahwa akun tersebut telah diblokir karena pelanggaran pedoman komunitas Douyin.

Akun Douyin milik influencer online lain yang mengunggah konten serupa, seperti Bo Gongzi dengan 2,9 juta pengikut dan Baoyu Jiajie dengan 2,3 juta pengikut juga diblokir. Cyberspace Administration China sebagai regulator internet nasional mengumumkan kampanye bulan lalu untuk melawan influencer yang suka pamer kekayaan dengan sengaja menampilkan kehidupan mewah yang dibangun dengan uang untuk menarik pengikut.

Ini bukan pertama kalinya pihak berwenang mencoba mengawasi internet yang disensor secara ketat di China, untuk memerangi tren sosial yang semakin menjijikkan. Pada 2022, para pejabat mengeluarkan kode etik yang melarang pembawa acara siaran langsung untuk menampilkan atau mengumbar sejumlah besar barang mewah, perhiasan, uang tunai, dan aset lainnya.

China sedang mengalami perlambatan ekonomi yang sangat memukul kelas menengah. Kaum muda di China juga berjuang di pasar kerja yang sangat kompetitif, dengan beberapa di antaranya memilih untuk bermalasa-malasan di rumah dengan membuat konten.

"Ketika kebanyakan orang tidak bahagia dengan kehidupan mereka sendiri, mereka melihat konten online yang tidak sesuai kenyataan. Hal ini menciptakan psikologi yang cukup melenceng," kata Lyla Lai, mantan influencer kecantikan yang memiliki lebih dari satu juta pengikut di Douyin, dalam sebuah pesan suara dikutip dari CNBC International, Kamis (30/5/2024). 

Lai, yang meninggalkan Douyin di tengah kritik dari pengguna lain atas taktik penjualan dan gaya hidupnya mengatakan bahwa ada kekhawatiran tentang anak-anak muda yang melihat terlalu banyak hal ini dan tidak fokus pada studi mereka terjebak dalam materialisme yang berlebihan dan serakah. "Dalam jangka panjang, hal ini jelas tidak baik untuk pembangunan. Jadi pembersihan ini sangat diperlukan," kata Lai, yang sekarang tinggal di Australia.

"Pada dasarnya, kita juga perlu melihat ekonomi dapat berkembang lebih jauh, sehingga orang-orang dapat memiliki rasa kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup mereka, daripada hanya mencari kenyamanan psikologis melalui internet," tandasnya.(san)


0 Komentar