JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah selalu berkomitmen menjalankan langkah-langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, terutama varian Omicron. Masyarakat pun diminta untuk tetap tenang dan tidak panik.
Langkah-langkah antisipatif tersebut antara lain dengan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM, menggencarkan vaksinasi dosis-2 dan booster, serta mendorong penerapan protokol kesehatan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) Indonesia terus mengalami kenaikan, yang menunjukkan laju penularan semakin tinggi.
“Pada sepekan terakhir ini, Rt naik lebih tinggi menjadi 1,13 dan terjadi kenaikan di seluruh Pulau. Pemerintah akan terus memantau dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi agar hal ini dapat diantisipasi lebih lanjut,” tuturnya dalam Keterangan Pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, secara virtual di Jakarta, Senin (14/2/2022).
Menko menegaskan, pemerintah terus melakukan evaluasi perkembangan kasus Covid-19 dan berbagai upaya untuk pengendalian pandemi. Apalagi dalam sepekan terakhir ini, terjadi kenaikan Kasus Aktif di seluruh wilayah atau pulau di Indonesia.
Untuk proporsi Kasus Aktif di luar Jawa Bali masih relatif rendah, yaitu 13,9% dari kasus aktif nasional yang mencapai 49.166 kasus dari 352.839 kasus. Namun, sejak 24 Januari 2022 mengalami lonjakan signifikan.
Tren Kasus Harian dan Perawatan Rumah Sakit (RS) di 10 Provinsi dengan kasus tertinggi, menunjukkan walau terjadi peningkatan kasus yang cukup tajam, namun perawatan di RS masih relatif rendah.
Sedangkan di 15 Kabupaten dan Kota luar Jawa Bali dengan kasus tertinggi juga menunjukkan hal yang sama. Meskipun lonjakan kasus cukup tinggi, bahkan 4 Kabupaten atau Kota sudah lebih tinggi dibandingkan saat periode Delta. Akan tetapi, perawatan di RS masih relatif lebih rendah dan terkendali.
Sementara itu, rasio Keterisian Tempat Tidur (BOR) Nasional masih berada di angka 30,52%. Untuk BOR seluruh Provinsi di Luar Jawa Bali masih di bawah 20%, kecuali di Sumatera Selatan yang mencapai 30%, Papua Barat 25%, Kalimantan Selatan 23%, Sulawesi Utara 23%, dan Bengkulu 21%.
Untuk mengantisipasi penambahan kasus yang lebih tinggi di Luar Jawa Bali, akan dilakukan aktivasi fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter). Saat ini kapasitas Isoter di luar Jawa Bali sebanyak 30.547 TT (Tempat Tidur) dan terisi hanya 879 TT atau BOR sebesar 2,88%. “Pemerintah Daerah diminta menyiapkan Isoter, dengan antisipasi kapasitas sejumlah 2-3 kali lipat dibandingkan saat lonjakan Delta, yaitu sekitar 61.094 hingga 91.641 TT, sebagai langkah mitigasi ke depannya di luar Jawa-Bali,” jelas Menko Airlangga.(dar)