Senin, 16 Agustus 2021 14:42 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sejumlah penerbangan internasional telah mengubah rutenya untuk menghindari wilayah udara Afghanistan.
Mereka takut memasuki wilayah udara negara itu setelah kelompok Taliban mendeklarasikan kemenangan perangnya atas pasukan pemerintah. Deklarasi kemenangan perang disampaikan tak lama setelah para milisi kelompok itu menduduki istana presiden di Kabul.
Istana dikuasa Taliban setelah Presiden Ashraf Ghani kabur atau melarikan diri dari Afghanistan. Sedangkan pasukan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat pada hari Senin (15/8/2021) bergegas untuk mengevakuasi warganya.
United Airlines, British Airways dan Virgin Atlantic mengatakan mereka tidak menggunakan wilayah udara Afghanistan. Seorang juru bicara United Airlines mengatakan situasi di negara itu telah memengaruhi beberapa penerbangan AS ke India. Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan beberapa penerbangan komersial masih melewati wilayah udara Afghanistan pada pukul 03.00 GMT pada hari Senin, tetapi lebih banyak pesawat terbang melewati tetangga negara itu; Pakistan dan Iran.
Beberapa maskapai dan pemerintah terkait telah lebih memperhatikan risiko terbang di atas zona konflik dalam beberapa tahun terakhir setelah dua insiden mematikan yang melibatkan rudal surface-to-air [permukaan ke udara].
Sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina timur pada tahun 2014, menewaskan 298 orang di dalamnya. Kemudian sebuah jet Ukraina International Airlines ditembak jatuh oleh militer Iran pada tahun 2020, menewaskan semua 176 orang.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS pada Juli memberlakukan pembatasan penerbangan baru di Afghanistan untuk maskapai AS dan operator AS lainnya.