Selasa, 22 Oktober 2019 13:05 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu dan partai politik (parpol) utama pengusung Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin mendapatkan jatah kursi menteri terbanyak dalam periode kedua kepemimpinan Jokowi.
Kepastian itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sela tasyakuran pelantikan Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Namun, Hasto tidak menyebut berapa jumlahnya termasuk nama-nama menteri dari PDIP. Hasto hanya memberkan bocoran bahwa ada sosok menteri yang saat ini duduk di jajaran DPP PDIP. "Tapi yang jelas bukan HK. Saya urus partai saja," katanya.
Hasto mengatakan bahwa dalam seminggu ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah dua kali bertemu dengan Jokowi. Termasuk untuk membahas mengenai posisi menteri. Hasto pun meyakini hal serupa juga sudah dilakukan bersama ketua umum parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lainnya.
"Menteri adalah pembantu presiden yang memiliki tanggungjawab lima tahun. Ini akan segera disampaikan besok. Hal tersebut telah memperhatikan dialog dengan parpol dan profiling. Semoga Pak Jokowi memilih menteri yang betul-betul bekerja, bukan karena ambisi kekuasaan. Kami percaya Pak Jokowi memilih menteri terbaik," tuturnya.
Hasto memastikan bahwa susunan kabinet telah rampung dan tidak banyak perubahan nomenklatur dibandingkan periode sebelumnya dalam Kabinet Kerja I. "Nama-nama sudah kami serahkan, tapi sekali lagi itu hak prerogratif Pak Presiden," katanya.
Hasto menegaskan bahwa soal nama-nama menteri tidak elok jika dirinya menyampaikan kepada publik. "Kami kurang elok sampaikan soal jatah kursi, tapi PDIP terbanyak, dan itu akan kami anggap sebagai komitmen PDIP untuk mengawal pemerintahan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin," urainya.
Dirinya juga mengatakan bahwa di antara menteri juga ada sosok kepala daerah dan profesional yang selama ini sudah berkeringat untuk kemenangan Jokowi-KMA.
"Ini harus diakomodasi kan juga, tetapi semua harus dicari yang terbaik. Kita mencari menteri yang betul-betul harus bekerja keras yang punya kepemimpinan yang mengakar dan kuat baik di profesinya maupun kepemimpinan yang didasarkan pada rekam jejak yang menunjukkan kualifikasi bagi kemajuan Indonesia," tuturnya.(ist)