Rabu, 10 April 2019 12:04 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto ikut berkomentar terkait model kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno di Stadion GBK, 7 April 2019.
Apalagi, hal tersebut juga dikritik Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Hasto, semua partai politik seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menampilkan kampanye yang mencerminkan ke-Indonesia-an."Kampanye tidak boleh eksklusif," kata Hasto di sela-sela Kampanye Umum di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/4/2019).
Dengan demikian, menurut Hasto, apa yang disampaikan SBY dalam menyikapi kampanye Prabowo-Sandi di GBK sebagai sebuah kritik yang positif. "Karena bentuk ketidaknyamanan dari meraka dari kampanye yang begitu eksklusif itu," ujar Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Sebelumnya, SBY mengkritik konsep kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion GBK, hari ini. Kritik SBY itu terungkap dalam surat yang disampaikannya kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hassan, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Dalam surat SBY tertanggal 6 April 2019, SBY menilai konsep kampanye Prabowo-Sandi tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
Pendapat SBY didasarkan atas informasi yang diterimanya tentang set up dan run down acara, serta tampilan kampanye akbar atau rapat umum Prabowo-Sandi di Stadion Utama GBK hari ini.
"Menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar. Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandungi kebenaran," tulis SBY dalam suratnya.
Dalam suratnya, SBY meminta kepada tiga pengurus partainya itu untuk memberikan saran kepada Prabowo, yakni penyelenggaraan kampanye nasional (Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness".
"Dengan sasanti 'Indonesia untuk Semua' Juga mencerminkan kebinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. 'Unity in diversity'. Cegah demonstrasi apalagi 'show of force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," tulis SBY.(exe)