Rabu, 14 November 2018 13:08 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Berdasarkan keputusan sidang pengadilan niaga Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/11/2018), Majelis Hakim memutuskan menunda pembayaran utang dan menyatakan bahwa Merpati Nusantara Airlines (MNA) tidak pailit. Dengan demikian Merpati dapat direstrukturisasi, berpeluang beroperasi kembali.
Sudah ada investor dari pihak swasta, Intra Asia Corpora akan menyuntikkan modal sebesar Rp6,4 triliun. Atas rencana pihak swasta yang akan membelinya, Kementerian BUMN sudah siap melepas mayoritas sahamnya di Merpati.
Berdasarkan Utang Merpati saat ini sebesar Rp10,7 T sedangkan aset perusahaan tersebut hanya Rp1,2 T.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap Merpati bisa beroperasi kembali dengan memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan, seperti jumlah armada pesawat dan awaknya.
"Merpati bisa recovery tetapi memang syarat-syarat yang umum bisa dilakukan oleh satu penerbangan harus diikuti. Artinya mereka harus punya beberapa, mereka harus punya armada, punya awak (pilot) harus dipenuhi. Saat ini belum ada satu apikasi yang langsung kepada kami," ucap Budi.
PT Merpati Nusantara Airlines Mengudara 2019
Sedangkan Direktur Utama MNA Asep Ekanugraha mengatakan, dengan modal ini, Merpati Airlines akan menggunakannya untuk kembali mengurus izin operasinya yang sempat dibekukan oleh Kementerian Perhubungan beberapa tahun lalu.
Lebih lanjut Asep mengatakan, jika beroperasi nanti Merpati Airlines tak akan menggunakan pesawat buatan Boeing dan Airbus.
"Perusahaan nantinya dalam mengoperasikan penerbangan tidak menggunakan pesawat Boeing atau Airbus tapi akan menggunakan pesawat produksi Rusia. Tapi pesawat yang kita gunakan adalah buatan Rusia dan bukan yang pernah kecelakaan di Gunung Salak," kata Asep di Jakarta, Senin (12/11).
Pihaknya dalam mengoperasikan MNA pada 2019 tidak akan bermain di segmen maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC).
Selain akan lebih menyasar penerbangan di wilayah Indonesia timur, pihaknya juga akan melakukan penerbangan ke wilayah Indonesia barat yang dinilai sangat potensial juga memungkinkan ke luar negeri.
"Kami sudah belajar dari kejatuhan perusahaan dan saatnya menatap ke depan yang lebih baik. Apalagi selain pemerintah dan investor swasta yang mendukung, sudah banyak perusahaan asuransi yang ikut mendorong beroperasinya MNA lagi," kata Asep.
Saat ini struktur organisasi baru PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) juga sudah selesai disusun dan pihak investor swasta menyatakan tidak minta jatah untuk duduk di struktur organisasi.
"Investor hanya mau agar dana yang sudah ditanam bisa digunakan sebaik-baiknya, sehingga perusahaan bisa meraup laba seperti yang diharapkan," ujar Asep.