Kamis, 15 Agustus 2024 13:58 WIB

Jokowi Uji Bus Otonom di IKN Seharga Rp74 Miliar Per Unit

Editor : Yusuf Ibrahim
Bus Otonom. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal bus otonom yang akan digunakan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Kendaraan tanpa awak itu akan mengangkut tamu undangan peserta upacara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia.

Sebagai informasi, Jokowi menegaskan kendaraan yang dapat beroperasi di IKN hanya yang bebas emisi, alias ditenagai oleh listrik atau hidrogen. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas udara di IKN sebagai ibu kota negara baru dengan konsep lingkungan hijau.

Penggunaan bus otonom ini juga membuat Jokowi merasa kota-kota lain di Indonesia dapat menerapkannya. Namun, ia juga mencatat tantangan yang ada, terutama terkait infrastruktur jalan yang mungkin belum memadai.

“Kalau kita pengin kan harganya kira-kira Rp74 miliar per unit. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilonya Rp2,3 triliun. Kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per Km. Bedanya di situ, ini tidak berbasis rel jadi lebih murah, enggak bangun infrastruktur dasarnya, memakai jalan yang sudah ada,” kata Presiden seperti dikutip dalam keterangan resmi di Sekretariat Presiden.

Tantangan utama dalam membangun bus otonom adalah trek atau lintasan yang dibutuhkan harus lebar. Sehingga akan sulit menerapkannya di kota-kota yang insfrastrukturnya sudah terbentuk. “Kita ingin transportasi massal di IKN itu berbasis energi hijau, dan tadi ART (autonomous rail transit)-nya itu listrik. Jadi kalau kita pakai ART ini memang jalan itu harus lebar dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, jadi memang cukup untuk (ART),” ujar Jokowi.

“Problemnya sekarang ini hampir di semua kota jalannya kurang lebar, itu masalahnya, jadi tidak semua kota bisa memakai ART,” lanjutnya.

Bus otonom yang disebut trem itu dapat beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 Km/jam dengan trek khusus. Trem ini mengandalkan baterai sebagai sumber daya untuk memastikannya ramah lingkungan.

“Trem otonom akan melakukan pengisian daya (charging) setelah mobilisasi tamu pagi dan sebelum mobilisasi tamu sore. Posisi trem otonom saat pengisian daya kami pastikan tidak akan mengganggu pergerakan dan lingkungan sekitar karena tidak menimbulkan suara maupun kebisingan dari sarana tersebut,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.(des)


0 Komentar