Kamis, 19 Juli 2018 08:36 WIB
Jerusalem, Tigapilarnews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah mengatakan bahwa hanya butuh dana US$250.000 atau sekitar Rp3,6 miliar untuk membangun kantor kedutaan besar baru mereka di Yerusalem. Tetapi faktanya, biaya yang dibutuhkan mencapai 100 kali lipat.
Dokumen yang dipublikasikan bulan ini dan dilansir Business Insider Rabu 18 Juli 2018 menunjukkan Departemen Luar Negeri memberikan kontrak senilai US$21,2 juta atau sekitar Rp305,5 miliar kepada perusahaan yang bermarkas di Maryland, Desbuild Limak D & K untuk “penambahan bangunan dan peningkatan keamanan ” di kompleks kedutaan Amerika yang baru di Yerusalem, yang dibuka pada bulan Mei dan menjadi kontroversi.
Sebelumnya Trump membual beberapa kali tentang pemotongan biaya dalam pembangunan kedutaan. Pada pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Maret, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia menolak proposal pembangunan senilai US$ 1 miliar untuk kedutaan, dan memilih untuk membangun dengan biaya US$ 250.000.
“Kami akan membuatnya dibangun sangat cepat dan murah,” kata Trump kepada wartawan. “Mereka menempatkan pesanan di depan mejaku minggu lalu sebesar US$ 1 miliar . Kami benar-benar melakukannya untuk sekitar $ 250.000, jadi ingat itu,” klaimnya.
Pada saat di Indiana pada bulan Mei, Trump bahkan menghabiskan 10 menit memberi tahu orang banyak bagaimana dia menghindari tawaran US$ 1 miliar yang dia sebut “gila” untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem dan lagi-lagi mengklaim Amerika hanya akan menghabiskan US$ 200.000 hingga US$ 300.000 untuk upaya tersebut.
Amerika awalnya telah mengeluarkan US $ 400.000 untuk renovasi kedutaan Yerusalem, yang sebelumnya merupakan konsulat ketika kedutaan masih di Tel Aviv.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan kepada CNN bahwa biaya awal presiden untuk meningkatkan situs adalah $ 400.000, dan rencana sekarang difokuskan pada pembangunan ekstensi baru dan peningkatan keamanan senilai US$ 21 juta.