Jumat, 13 April 2018 16:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Portal investasi digital Bareksa dan perusahaan pengelola dana Schroder Investment Management Indonesia telah menyarankan para investor untuk mendiversifikasi jenis-jenis investasi, seperti mempertimbangkan reksa dana campuran aset, untuk meminimalkan kerugian.
Saran itu adalah tanggapan atas situasi bulan lalu ketika Indeks Komposit Indonesia (IHSG) turun menjadi sekitar 6 persen karena situasi global yang tidak stabil, terutama "perang dagang" antara Amerika Serikat dan Cina.
Bonny Irawan, wakil presiden eksekutif bisnis perantara untuk Schroders Indonesia, mengatakan reksadana aset campuran memiliki fleksibilitas dalam menghadapi ketidakpastian pasar, membuat investor dapat menghindari atau meminimalkan kerugian dalam situasi yang tidak menguntungkan.
“Berinvestasi dalam reksa dana saham, Anda tidak dapat dengan mudah menarik dana Anda ketika pasar melambat,” katanya baru-baru ini di sebuah konferensi pers tentang strategi untuk menghadapi volatilitas pasar pada 2018.
Investasi reksa dana di Indonesia memiliki empat kategori: reksadana aset campuran, reksa dana obligasi, reksadana pasar uang, dan reksa dana saham. Kategori terakhir adalah yang paling berisiko. Bulan lalu, turun sekitar 5 persen, paling banyak dibandingkan dengan yang lain.
"Saham reksadana mengambil banyak hit karena mereka adalah kategori blue-chip, melibatkan sejumlah besar modal," tambah Putu.
Bareksa memperkirakan bahwa pasar akan berdiri kembali pada paruh kedua tahun 2018, karena bulan ini reksa dana saham secara bertahap pulih. Pada hari Jumat, indeks reksa dana telah naik 2,8 persen dari titik terendah dalam dua bulan terakhir.