Rabu, 11 April 2018 07:38 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja menyarankan Presiden Joko Widodo agar tidak lagi melakukan bagi-bagi sembako saat berkunjung ke daerah.
Menurut Rahmat, pembagian sembako dapat diasumsikan sebagai bentuk kegiatan kampanye oleh sejumlah pihak.
"Kami harapkan sekarang tidak bagi-bagi sembako," kata Rahmat di kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Menurut Rahmat, alangkah baiknya jika Jokowi menyampaikan kinerja yang sudah dilakukan selama menjadi presiden, misalnya berhasil membangun infrastruktur di berbagai daerah seperti jalan tol, pelabuhan, bandara dan lain-lain.
"Masyarakat kita juga bukan fakir miskin semua kan," ucapnya.
Sebelumya Jokowi diketahui sempat melakukan bagi-bagi sembako saat kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat, pekan lalu. Kegiatan Jokowi tersebut lantas ramai dibicarakan di media sosial.
Rahmat mengatakan Bawaslu telah mengetahui hal tersebut melalui media massa dan media sosial.
"Ini temuan masyarakat bukan temuan panwas," katanya.
Jokowi membagi-bagikan paket sembako kepada masyarakat saat berkunjung ke Sukabumi, Jawa Barat pekan lalu.
Tak lama kemudian, kegiatan tersebut menjadi perbincangan di dunia maya. Salah satu penyebabnya yakni beredar potongan kupon bertuliskan Kupon Sembako Kunjungan Kerja Presiden RI berstempelkan Polri Resor Sukabumi.
Kepala Staf Presiden Moeldoko lantas angkat suara. Dia menyatakan pembagian sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo ketika kunjungan ke daerah bukan bentuk kegiatan kampanye terutama jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Kan tidak (kampanye). Enggak ada upaya itu," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (9/4).
Pembagian sembako, kata Moeldoko, diketahui telah dilakukan Jokowi sejak awal menjabat Presiden.
Salah satunya pada akhir pekan lalu saat Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi kunjungan kerja ke Sukabumi menggunakan kereta kepresidenan.
Dalam kunjungan tersebut beredar kupon pembagian sembako dari presiden. Kupon diberikan, kata Moeldoko, supaya pembagian berlangsung rapi dan teratur.
"Untuk menjaga ketertiban. Jadi ada polisi, Danramil, Babinsa karena ini ada masa besar, jangan-jangan ada yang pingsan. Ini kan bisa terjadi," tuturnya