Jumat, 16 Maret 2018 14:41 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Utang luar negeri Indonesia mencapai US $ 375,5 miliar pada akhir Januari atau tumbuh 10,3 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, Bank Indonesia (BI) mengatakan pada hari Kamis.
Bank Indonesia menambahkan bahwa kenaikan utang luar negeri banyak digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya.
Dikatakan utang pemerintah dan BI mencapai $ 183,4 miliar, sedangkan utang perusahaan swasta mencapai $ 174,2 miliar.
"Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah akan terus memantau utang luar negeri untuk memastikannya digunakan untuk membiayai pembangunan tanpa ada risiko terhadap stabilitas ekonomi," kata BI.
Mayoritas utang pemerintah ($ 180,8 miliar) berbentuk surat utang, sedangkan sisanya ($ 55,7 miliar) merupakan pinjaman dari kreditur asing.
Sementara itu, Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Bhima Yudhistita mengungkapkan keprihatinannya atas kenaikan utang luar negeri, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak produktif karena tidak sama dengan penerimaan pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah.
"Utang luar negeri tumbuh 10,3 persen, namun penerimaan pajak hanya tumbuh rata-rata 4 persen dalam dua tahun terakhir," kata Bhima, Kamis, 15/3/2018, menambahkan bahwa rasio pendapatan dari pajak terhadap pajak tahun lalu berada pada 31 persen, dibanding 26 persen di tahun 2016.
Bhima menambahkan bahwa utang luar negeri tidak setara dengan pertumbuhan ekonomi, yang tercatat sekitar 5 persen tahun lalu.