Rabu, 03 Januari 2018 00:43 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Siapa Imam Al Bukhari ? Bagi orang muslim tentunya nama ini tidak asing lagi, karena Imam Al Bukhari adalah ahli hadits. Dia salah satu alim ulama yang mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan apa yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan. Dan hadits yang dikumpulkan oleh Imam Al Bukhari diyakini sebagian besar adalah hadits yang shahih dalam bukunya yang berjudul Shahih Bukhari.
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ulama’ perawi hadits yang memiliki tingkatan yang tertinggi, maka sering sekali beliau mendapat gelar Imamnya para imam ahli hadits, atau juga sering disebut Amirul Mu’minin Fil Hadits.
Kebesaran nama mantan presiden Indonesia pertama Ir Soekarno tak pernah lenyap dimakan jaman baik di negeri sendiri ataupun di luar negeri, terutama di daerah Eropa Timur. Di bekas negara pecahan Uni Soviet, yaitu negara Uzbekistan, nama Ir Soekarno sangat dihormati, jika orang Indonesia (muslim) datang berkunjung ke Uzbekistan dan menyempatkan diri untuk mengunjungi Makam Imam Bukhari salah satu ahli hadits nabi Muhammad SAW maka akan diberi keistimewaan, orang Indonesia akan diizinkan masuk ke bagian dasar bangunan yang merupakan tempat jasad Imam Bukhari disemayamkan.
Makam Imam Bukhari tertutup untuk umum, tetapi kalau ada orang Indonesia datang pintu makam akan dibukakan dan dipersilahkan masuk, hal ini dikarenakan Ir Soekarno merupakan orang yang melakukan pemugaran dan merenovasi tempat itu, sehingga semua orang Indonesia diberi keistimewaan di tempat itu.
Kisahnya seperti ini, pada tahun 1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, yakni Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno untuk datang ke Moskow. Sepertinya Khrushchev ingin menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet. Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia pada situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan negara manapun.
Kemudian Bung Karno mengajukan syarat untuk memenuhi undangan Khrushchev. Kira-kira Bung Karno berkata seperti ini; “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi, tidak boleh tidak.” Kemudian Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Bukhari, saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa pula itu Imam Bukhari. Tanpa buang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam yang dimaksud. Entah berapa lama waktunya yang diperlukan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam tersebut, yang pasti hasilnya nihil.
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?” Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan ya sudah. Saya urungkan niat untuk ke negara Anda.”
Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah, Khrushchev kembali memerintahkan orang-orang nomor satunya untuk memecahkan masalah ini. Setelah melalui penelurusan yang teliti, serta mengumpulkan informasi dari orang -orang tua Muslim di sekitar Samarkand, akhirnya makam Imam Besar kelahiran kota Bukhara tahun 810 Masehi itu ditemukan. Imam Bukhari yang memiliki jasa yang begitu besar bagi agama dan umat Islam itu dimakamkan di Samarkand pada tahun 870 Masehi.
Khrushchev pun dengan gembira menyampaikan hal itu pada Soekarno. Tak lupa, pihak Soviet merenovasi makam itu sedikit agar tak berantakan.
Singkat cerita setelah sebulan sejak penemuan dan pembangunan makam tersebut, Soekarno bersedia berkunjung ke Soviet. Dengan naik kereta api, Soekarno tiba di kota Samarkand pada tanggal 12 Juni 1961 ribuan orang menyambut kehadirannya. Di sepanjang jalan penduduk menyambutnya dengan meneriakkan nama Indonesia dan Soekarno sambil mengibarkan bendera merah putih. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang juga menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di kota Tashkent, ibukota Uzbekistan. Indonesia adalah satu-satunya negara yang hingga kini sangat dihormati oleh penduduk Uzbekistan dan Samarkand khususnya.
Peran diplomasi yang dilakukan bung Karno sangat jelas tergambar bahwasanya demi rakyat dan harkat diri bangsa Indonesia yang diutamakan, maka bung Karno tidak segan berhadapan dengan negara besar manapun didunia. Dalam situasi suhu politik dunia saat itu sangat panas antara blok barat dan blok timur. Bila dipikir Imam Al Bukari bukanlah rakyat Indonesia tapi bung Karno menyadari bahwa mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim sangat menghormati dan menghargai ulama-ulamanya apalagi melihat sosok Imam Al Bukhari adalah ahli hadits nabi Muhammad SAW. Jadi apa yang dilakukan bung Karno adalah representatif keinginan rakyat Indonesia, bung Karno sudah menunjukkan Indonesia bangsa yang besar kepada negara-negara didunia. (AA)
Sumber: Tim Ekspedisi Fastron Indonesia