Selasa, 24 Oktober 2017 07:28 WIB

Menhan Segera Laporkan Permintaan Maaf Menhan AS kepada Jokowi

Editor : Rajaman
Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu. (poto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, atas insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya akan sampaikan permintaan maaf Menhan AS ini kepada Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri," kata Menhan dalam keterangan pers, Senin (23/10/2017).

Permintaan maaf disampaikan saat Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis, Senin siang di Clark, Filipina.

Pertemuan antara kedua Menhan tersebut terjadi di sela-sela acara ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM) di Filipina ASEAN yang berlangsung mulai 22 sampai 25 Oktober 2017.

Ryamizard mengaku dirinya sempat berbincang-bincang dengan Menteri Pertahanan AS perlihal ditolaknya Panglima TNI ke AS untuk memenuhi undangan Kepala Staf Gabungan militer AS.

James Mattis pun meminta maaf atas insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di AS untuk memenuhi undangan Kepala Staf Gabungan militer AS.

"Permintaan maaf disampaikan secara khusus sebelum Menhan AS bertemu para Menhan ASEAN yang saat ini sedang melakukan pertemuan tahunan 2017 di Clark, Filipina," jelas Ryamizard di Filipina, Senin.

"Beliau dengan penuh hati meminta maaf yang sebesar-besarnya. Menhan AS pun berharap hal ini tidak terjadi lagi," kata Ryamizard.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto mengatakan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ditolak untuk memasuki wilayah Amerika Serikat ketika akan berangkat ke negara digdaya itu untuk menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan dilaksanakan pada Senin (23/10) hinggga Selasa (24/10) di Washington DC, AS.

"Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta isteri dan delegasi telah mengurus visa dan administrasi lainnya untuk persiapan keberangkata. Kemudian pada Sabtu (21/10), Panglima TNI siap berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates, namun beberapa saat sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection," jelas Wuryanto, di Jakarta, Minggu (22/10/2017). 


0 Komentar