Kamis, 28 September 2017 20:04 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut), Kamis (28/9/2017), mengklaim sedang merekrut sekitar 4,7 juta tentara baru dari kalangan pelajar dan pekerja.
Perekrutan tentara secara besar-besaran ini terjadi setelah Korut dan Amerika Serikat (AS) dalam situasi di ambang perang.
“Selama enam hari terakhir, jutaan pemuda mengekspresikan keinginan mereka untuk masuk militer untuk melawan pasukan AS, dan bahkan sekitar 1,22 juta wanita berjanji untuk secara sukarela mengikuti (perekrutan),” tulis surat kabar pemerintah Kim Jong-un, Rodong Sinmun, yang dikutip Yonhap.
Pengumuman perekrutan tentara baru itu muncul setelah Kim Jong-un mengeluarkan ancaman balasan terhadap Presiden AS Donald Trump.
Menurut Kim, militernya akan mengambil tindakan “tingkat tertinggi” sebagai respons atas ancaman Trump yang ingin menghancurkan Korut secara total.
Sebelum ini, badan intelijen Korea Selatan (Korsel) mengungkap bahwa rezim Kim Jong-un telah memobilisasi pesawat tempurnya tak lama setelah pesawat pembom B-1B AS bermanuver di dekat wilayah Korut di Semenanjung Korea.
Menteri luar Negeri Korea Utara (Korut), Ri Yong-ho, saat berada di New York menuduh AS sebagai pihak pertama yang menyatakan perang terhadap negaranya.
Sebagai konsekuensinya, kata dia, Pyongyang berhak menembak jatuh pesawat pembom strategis Washington, bahkan jika tak berada di wilayah udara Korut.
”Seluruh dunia harus ingat dengan jelas bahwa AS yang pertama kali mengumumkan perang terhadap negara kami,” katanya pada awal pekan ini.
”Sejak AS mengumumkan perang terhadap negara kami, kami memiliki hak untuk melakukan penanggulangan, termasuk hak untuk menembak jatuh (pesawat) pembom strategis AS bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kami.”
Tak mau kalah, AS juga berjanji untuk menyebar aset militer strategisnya di dekat Semenanjung Korea.
Kepala Kantor Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong mengatakan, penyebaran perangkat keras AS dimulai pada akhir tahun ini.
”AS telah berjanji untuk memperluas penggelaran rotasional aset strategisnya di dekat semenanjung Korea,” kata Chung.
“Penyebaran akan dimulai sejak akhir tahun ini, dan ini akan membantu memperluas kemampuan pertahanan kita,” ujar Chung seperti dikutip dari The Guardian.(exe/ist)