Rabu, 05 Juli 2017 15:40 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Program bedah rumah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, membuat banyak pemilik rumah tidak merasa puas. Beberapa dari warga yang rumahnya sudah selesai dibedah, justru mengeluh kepanasan.
Keluhan ini diungkapkan salah seorang warga yang mengikuti program bedah rumah program Pemprov DKI Jakarta. yakni Danny (30).
Danny yang tinggal di Jalan Kelapa Dua RT 15/03, Cilincing, Jakarta Utara, sebenarnya mengaku puas karena rumahnya sudah selesai dibedah.
Ia merasa senang bisa bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di rumah yang kondisinya tampak baru. Meski begitu, ada hal-hal yang membuatnya kecewa soal hasil bedah rumah.
Ia mengeluhkan para pekerja proyek yang bekerja hingga dua bulan lebih, tidak tuntas membedah rumah. Menurutnya, di dalam rumah yang sudah jadi dalam program bedah rumah terasa panas dan pengap.
"Jelas saja pengap, karena tidak dipasangin plafon. Ini atapnya bahannya besi baja ringan. Jadi, kalau cuacanya sedang panas-panasnya, di dalam rumah saya serasa seperti oven. Panas, pengap, malah saya jadi tidak betah. Di rumah saya saja tidak ada plafon dan ventilasi udara," ujar Danny, saat di temui Tigapilarnews.com, Rabu (5/7/2017).
Rumah Danny yang dibedah oleh pihak perusahaan dengan menggunakan dana Corporate Social responsibility (CSR), PT Tatalogam Lestari, kini tampak rumah layak huni. Namun, bagian dalam rumah tampak pembangunan yang terlihat seadanya saja.
Dari pantauan, bagian atas dalam rumah Danny itu tidak ditutup dengan triplek atau plafon. Kerangka bangunan batangan besi terlihat jelas ketika melongok ke bagian atas rumah.
"Kalau saja ditutup lagi dengan triplek maupun di kasih plafon, pasti adem. Karena hawa panas juga, saya kalau siang, istri dan anak saya mampir ke rumah tetangga. Pakai kipas angin juga tidak terasa ampuh. Malah panas hawanya yang keluar dari kipas angin," ungkap Dannya.
Sementara itu, Sarwiti, warga lainnya, juga mengeluhkan rumah yang dia tempati usai mengikuti program bedah rumah Pemprov DKI saat ini juga sering bocor saat hujan turun. Hal tersebut dikarenakan rumah setelah dibedah pengerjaannya kurang maksimal. Banyak tembok bagian atas yang proses penyemennannya tidak merata.
"Iya rumah saya begini, kalau siang panasnya terasa sekali. Ventilasi tidak dibuat. Akhirnya saya buat sendiri. Dan kalau hujan bocor," pungkas Sarwiti.