Jumat, 16 Juni 2017 10:47 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (16/6/2017) pagi, bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp 13.296 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.282 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Pergerakan rupiah melemah namun relatif terbatas seiring dengan data ekonomi nasional yang masih direspon positif pelaku pasar uang," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Ia mengatakan bahwa tren surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi salah satu faktor yang menjaga pergerakan rupiah. Meski impor mengalami kenaikan, namun justru mengangkat optimisme pasar terhadap perbaikan permintaan domestik.
Di sisi lain, lanjut dia, yield surat utang negara (SUN) yang masih turun setelah bank sentral AS menaikan suku bunga acuannya menandakan aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi Indonesia masih baik.
Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) di level 4,75 persen, juga memberikan pertanda Bank Indonesia masih nyaman dengan situasi ekonomi saat ini walaupun tekanan inflasi tinggi dan The Fed mengetatkan kebijakan moneternya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya masih memicu sebagian pelaku pasar melakukan akumulasi dolar AS sehingga membuat rupiah bergerak di area negatif.
Kendati demikian, menurut dia, sentimen domestik mulai terlihat mendominasi menyusul paket kebijakan ekonomi yang kembali dirilis pemerintah sehingga pelemahan rupiah relatif jangka pendek.
"Sentimen dari dalam negeri mengenai paket kebijakan ekonomi ke-15 yang berkaitan dengan logistik nasional, dan penilaian kewajaran asumsi makro 2018 oleh Bank Dunia dapat membuat rupiah terapresiasi," katanya.
sumber: antara