Minggu, 28 Mei 2017 13:59 WIB

Menlu AS Tolak Adakan Acara Buka Puasa Bersama

Editor : Yusuf Ibrahim
Sekretaris Negara sekaligus Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sekretaris Negara sekaligus Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, menolak permintaan untuk menjadi tuan rumah sebuah acara yang menandai bulan suci umat Islam Ramadan. Penolakan ini melanggar tradisi bipartisan selama hampir 20 tahun.

Sejak tahun 1999, sekretaris negara baik dari Republik dan Demokrat selalu menjadi tuan rumah buka puasa bersama atau perayaan hari raya Idul Fitri di Departemen Luar Negeri.

"Tillerson menolak permintaan dari Kantor Urusan Agama dan Urusan Luar Negeri untuk menyelenggarakan perayaan Idul Fitri sebagai bagian dari perayaan Ramadhan," kata dua pejabat A.S. yang menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak diberi wewenang untuk berbicara secara terbuka seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/05/2017).

Menurut sebuah memo 6 April lalu yang dilihat oleh Reuters, kantor tersebut, yang biasanya memulai acara semacam itu, merekomendasikan agar Tillerson mengadakan perayaan Idul Fitri.

Penolakannya atas permintaan tersebut menunjukkan bahwa tahun ini tidak ada rencana perayaan Ramadhan di Departemen Luar Negeri. Bulan puasa dan shalat tarawih untuk umat Islam akan berlangsung di banyak negara mulai pada hari ini.

Ketika ditanya oleh Reuters untuk mengomentari Tillerson menolak permintaan untuk menyelenggarakan acara Idul Fitri pada bulan Juli untuk Ramadan, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan:

"Kami masih menjajaki kemungkinan pilihan untuk mematuhi Idul Fitri, yang menandai akhir bulan Ramadhan. Duta besar AS didorong untuk merayakan Ramadan melalui berbagai kegiatan, yang diadakan setiap tahun di misi di seluruh dunia."

Anggota Kongres, tokoh masyarakat sipil dan tokoh masyarakat Muslim, para diplomat dari negara-negara Muslim dan pejabat senior AS biasanya menghadiri acara Ramadan di Departemen Luar Negeri.

Ini sebuah simbol upaya diplomatik pemerintah AS dengan negara-negara dan orang-orang Muslim.

"Jika Tillerson menghindari tuan rumah pada tahun ini, itu bisa mengirim pesan bahwa pemerintah saat ini merasa tidak penting untuk terlibat dengan Muslim," kata mantan diplomat AS, Farah Pandith, yang bertugas di pemerintahan Bush dan Obama.

Ia juga membantu merencanakan acara Ramadan di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri.

Tillerson sendiri mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari Jumat untuk menandai dimulainya bulan Ramadan, yang dia sebut sebulan penuh penghormatan, kemurahan hati, dan refleksi diri.

"Yang terpenting, ini adalah waktu yang disayang bagi keluarga dan teman untuk berkumpul dan memberi sedekah kepada orang-orang yang kurang beruntung," katanya.(exe/ist)


0 Komentar