Kamis, 18 Mei 2017 08:34 WIB

Kedubes Inggris untuk Indonesia Rayakan HUT Ratu Elizabeth II

Editor : Yusuf Ibrahim
Ratu Elizabeth II. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia merayakan ulang tahun ke-91 Ratu Elizabeth II yang jatuh pada 21 April 2017, sekaligus untuk mempererat hubungan persahabatan dengan Indonesia.

Ratu Elizabeth yang naik takhta pada Februari 1952 merupakan penguasa Kerajaan Inggris Raya yang paling lama menjabat. Selama memerintah, ia telah dibantu oleh 13 perdana menteri mulai dari Winston Churcill hingga Theresia May.

"Beliau adalah seseorang yang dihormati di seluruh dunia karena pelayanan dan dedikasinya yang luar biasa kepada rakyat," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik dalam perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth II pada salah satu hotel di Jakarta, Rabu 917/05/2017) malam.

Seiring perkembangan dunia yang semakin dinamis, seluruh negara sedang berjuang meninjau kembali proses demokrasi untuk memastikan bahwa pemerintah tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Membangun budaya politik inklusif dan memenuhi seluruh hak warga negara terlepas dari ras, agama, dan seksualitas menjadi keniscayaan yang harus dihadirkan oleh negara.

"Dalam upaya kita menghadapi dunia yang semakin rumit ini, satu hal yang pasti bahwa kita harus bekerja sama untuk memecahkan masalah yang kita hadapi bersama," tutur Moazzam.

Ia mengatakan berbagai tantangan seperti perubahan iklim, ekstremisme, dan terorisme harus dipecahkan melalui solusi yang bersifat lintas batas negara, termasuk dengan Indonesia.

Yang menarik dari perkembangan di Inggris saat ini adalah proses keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (Brexit) dan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri yang akan diselenggarakan pada 8 Juni 2017.

"Saat ini sudah dimulai proses kampanye yang cukup berat karena ada banyak isu yang menjadi tantangan seperti Brexit, isu ekonomi, dan sosial. Ya kita lihat saja nanti hasilnya," kata Moazzam.

Dubes keturunan Pakistan yang juga seorang Muslim itu mengaku akan melakukan pemungutan suara melalui sistem "proxy vote" atau mendaftarkan seseorang untuk memberikan suara atas namanya di Inggris, sehingga ia tetap bisa melakukan pekerjaannya di Indonesia.(exe/ist)


0 Komentar