Rabu, 12 April 2017 18:08 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo menilai wartawan abal-abal bisa makan setiap hari hanya dengan bermodalkan ID Pers.
"Niscaya kalau Anda pegang kartu pers saat ini, Anda sudah bisa makan," kata Stanley sapaan akrab Yosep Adi Prasetyo dalam acara Forum Koordinasi dan Konsultasi "Kekerasan Terhadap Wartawan Saat Menjalankan Tugas Jurnalistik" di Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Perkataan Stanley bukan tanpa alasan, banyaknya media yang bermunculan menjadi penyebab tumbuhnya wartawan abal-abal dimana tujuan mereka hanya untuk mendapatkan uang.
"Bayangkan seorang tukang kopi, bisa mengaku-ngaku wartawan, karena dia punya ID Pers, padahal medianya tidak memenuhi syarat," ungkapnya.
Dewan Pers mencatat pertumbuhan media baru semakin hari semakin banyak, pada tahun 2015 saja terdapat 2000 media cetak, namun yang memenuhi syarat hanya 321 media. Media online sekitar 43,300, namun yang tercatat sekitar 168 media online.
"Banyak wartawan bermunculan tapi sayangnya mereka tidak punya kompentensi dalam bidang jurnalistik," ungkap Stanley.
Stanley mencontohkan beberapa kasus yang banyak terjadi di daerah, dimana ada yang mengaku-ngaku wartawan dan meminta uang kepada instansi pemerintahan. Hal tersebut justru merusak citra dari jurnalistik dan wartawan sungguhan.
"Ada kasus di daerah, mereka menyewa mobil untuk keliling ke beberapa daerah, datang ke instansi pemerintahan dan meminta uang, setelah semua uang terkumpul, mereka membagikan hasil, dan mendapatkan uang Rp 6 juta per orang. Bayangkan gara-gara mereka, citra kerja jurnalis menjadi buruk," jelasnya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Dewan Pers membuat verifikasi setiap media yang memenuhi syarat jurnalistik. "Maka itu kita adakan verifikasi," pungkas Stanley.