Minggu, 25 Desember 2016 17:32 WIB
Laporan : Evi Ariska
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tokoh Komunitas Tionghoa, Lieus Sungkharisma, menilai usulan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), untuk menjadi nominator peraih Penghargaan Nobel Perdamaian 2017, adalah ulah pendukung Ahok.
Ia menilai, Ahok tidak mempunyai prestasi apapun saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur atau Gubernur Jakarta. Yang ada justru Ahok hanya menimbulkan kegaduhan.
"Sebenarnya Ahok ini biasa-biasa saja. Kepemimpinannya di Belitung Timur dan di Jakarta juga biasa, tapi dibesar-besarkan oleh pendukungnya. Tim cybernya ini yang hebat dan suka bikin heboh," kata Lieus saat dikonfirmasi, Minggu (25/12/2016).
"Orang dia suka bikin kegaduhan kok mau dijadikan nominator peraih Nobel Perdamaian, itu berlebihan. Apanya yang damai ?" sambungnya.
Selain itu, Lieus berpendapat, ada upaya dari tim Ahok untuk menyaingi Habib Rizieq Shihab yang telah dinobatkan sebagai Man Of The Years 2017.
"Saya ras ini semacam ada upaya ingin menyaingi Habib Rizieq setelah Man Of The Years ini. Itu gak pantes. Udahlah, aduh," tandasnya.
Sebelumnya, Ahok diusulkan menjadi nominator penerima Nobel Perdamaian 2017. Usulan itu terlihat dari salah satu situs online yang menyebutkan beberapa prestasi Ahok sebagai orang nomor satu di Jakarta.
Situs tersebut juga menyebut, Ahok merupakan tokoh politik yang unik dan sangat populer, serta bersih dan berjuang melawan korupsi. Sehingga membuat Jakarta menjadi kota global yang sukses.
Selain itu, Ahok dianggap mampu mewujudkan motto nasional Indonesia yakni 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berarti 'Unity In Diversity'.
Pasalnya, sebagai pemimpin minoritas di ibukota dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Ahok dinilai sebagai simbol toleransi, keragaman, harmoni, dan perdamaian di antara semua warga negara.
Sementara itu, penghargaan Man Of The Years kepada Habib Rizieq diberikan Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) pimpinan H. Jusuf Hamka, dan Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) pimpinan Lieus Sungkharisma.
Mereka menilai penghargaan layak diberikan kepada Habib Rizieq lantaran Imam Besar FPI itu berhasil memimpin jutaan umat dalam Aksi damai Bela Islam 4 November dan 2 Desember.
"Dengan wibawa yang ia miliki, Habib Rizieq Shihab berhasil meredam amarah Umat Islam yang berunjuk rasa. Sehingga aksi tersebut tidak berakhir anarkis. Bahkan tidak ada rumput yang rusak dan satu ranting pohon pun yang patah di Monas," kata Jusuf Hamka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).
Jusuf Hamka menilai dalam berbagai kesempatan Habib Rizueq Shihab juga selalu menekankan bahwa ia cinta NKRI dan aksi "Bela Islam" yang di pimpinnya bukan karena umat Islam anti Cina atau anti etnis dan agama lain, namun murni sebagai bentuk perjuangan untuk membela agamanya.(exe/ist)