Laporan: Arif Muhammad RiyanJAKARTA, Tigapilarnews.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat kembali dihadang kehadiranya oleh segelintir warga yang tak jelas asal-usulnya di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016).Kendati begitu, Djarot tidak khawatir jika penghadangan-penghadangan itu dapat mempengaruhi kampanyenya. Hanya satu pinta mantan Walikota Blitar itu, yaitu Panwas dan polisi dapat bertindak tegas untuk mengusut siapa pelaku dari penghadangan tersebut.Tak hanya itu, jika pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disebut sebagai penista agama, menurut Djarot, orang yang menghadang dirinya saat kampanye dapat disebut dengan penistaan demokrasi."Inilah banyak yang disebut oleh berbagai pihak sebagai penistaan demokrasi. kita ingin demokrasi Pilkada di Jakarta itu fair semuanya mempunyai kesempatan yang sama," ucapnya saat melanjutkan agenda blusukannya di Rusun Apron, Jalan Benyamin Sueb Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.Djarotpun heran, hanya dirinyalah dan Ahok selalu dihadang oleh segelintir warga. Padahal, katra Djarot, warga yang dihadiri pemukimannya tidak menolak keberadaanya."Inikan yang dihadang cuma kita ada apa ini padahal masyarakat tidak menolak," tandas mantan Walikota Blitar itu.Sebelumnya, di penghujung blusukan, calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali diadang oleh sejumlah massa yang tak jelas dari mana datangnya.Hal ini terjadi saat mantan walikota Blitar itu blusukan ke kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016).Mereka menolak kehadiran Djarot terkait buntut dari kasus penistaan agama yang dilakukan oleh pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).Tak heran sejumlah massa tersebut sangat beringas. Bahkan, mereka mencoba menebus barikade polisi. "Pergi sana woiii, tolak penista agama," seru sejumlah massa yang mengadang.