Jumat, 14 Oktober 2016 15:37 WIB

Pemilik Kapal Pelabuhan Muara Baru Sebut Menteri Susi Persulit Izin Berlayar

Editor : Hermawan
Laporan: Ryan Suryadi

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sejumlah pengusaha, paguyuban, pedagang hingga ratusan nelayan ikan di kawasan Pelabuhan Samudera Nizam Zachman Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sampai saat ini masih melakukan aksi stop operasional atau mogok kerja, Jumat (14/10/2016).

Selain protes akan adanya sebuah kebijakan baru yang dicanangkan Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo), dengan menaikkan uang sewa lahan mencapai 450 persen, tapi para pemilik kapal nelayan juga menuturkan protesnya terkait sulitnya mengurus perizinan.

"Kami sudah bayar pajak, bayar juga Pungutan Hasil Perikanan (PHP), kami juga sudah tertib untuk ikuti semua peraturan. Apa lagi? Di sini, kami hanya meminta Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk tidak lagi mempersulit izin berlayar kami. Masalah Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) kami tak dicetak sampai tiga bulanan. SIPI itu harusnya 14 hari kerja pasti sudah jadi. Susi ini maunya apa, Masalahnya yang tanda tangani SIPI ini, ya dia (Susi)!" kata salah seorang Kapten Kapal Kapal Putra Krimun Jaya 88, Atu (40), di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Atu menjelaskan tak lambannya pencetakan SIPI membuat kapal yang dikendalikannya tak akan bisa melaut.

Selama lebih dari tiga bulan, telah membuat ke-40 Anak Buah Kapal (ABK)-nya menjerit, lantaran tak lagi mendapatkan ongkos makan dan gaji bulanan dari pemilik kapal yang dibuat untuk menangkap cumi-cumi.

"Pemilik kapal yang saya nakhodai ini, pastinya juga sudah stres. Tax amnesty sudah, semua juga sudah diurus. Sementara, SIPI-nya ini kok sampai sekarang belum tercetak. Ini sepertinya ada korupsi waktu. Kami minta Susi berikan penjelasan. Sebenarnya ada apa ini? Ngurusin SIPI saja kok lama. ABK saya sekarang sudah turun (enggak melaut) berbulan-bulan. Lalu, Susi ini mau ngasih makan apa ke mereka?,” ucap Atu.

Atu menegaskan, bahwa tak hanya dia saja kesulitan untuk mengurus SIPI. Hampir seratusan pemilik kapal pusing dan stres, lantaran tak tercetaknya SIPI.

"Jika SIPI tidak ada, kami mana bisa melaut. Kami saja sudah sulit cetak SIPI saja kok susah banget. Kami sudah ikuti semua peraturan. Biadab kalau begini caranya," ungkap Atu.

 
0 Komentar