JAKARTA, Tigapilarnews.com - Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai rubuhnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan merupakan bukti nyata Pemprov DKI kurang peduli terhadap keselamatan masyarakat pengguna JPO.“Padahal pemerintah wajib menjaga keselamatan warganya dari segala bentuk ancaman. Anehnya, Pemprov DKI kurang peduli terhadap keselamatan khususnya pengguna JPO,” kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan dalam keterangan pers, Jumat (30/9/2016).Sangat disesalkan, kata Edison, pasca kasus JPO Pasar Minggu, barulah Pemprov DKI mengetahui sekitar 30 an lebih JPO saat ini dalam kondisi rusak dan tidak layak digunakan. Tetapi tidak ada informasi atau tanda isyarat agar masyarakat mengetahui. Ironisnya,Pemprov DKI baru akan berencana untuk memperbaiki JPO yang rusak itu.“Kondisi inilah yang menjadi alasan kami menyebut Pemprov DKI tidak peduli terhadap keselamatan warganya. Atau mungkin karena JPO itu hanya digunakan orang-orang kelas bawah ?,” kata Edison.Ketidak pedulian Pemprov DKI terhadap keselamatan warga yang menggunakan JPO semakin jelas. Disusul pernyataan Kadishub DKI Andri Yansyah yang tidak mengetahui secara pasti jadwal perawatan dan pemeliharaan 285 JPO yang ada di Jakarta.Bahkan, kata Edison, Kadishub DKI juga belum mengetahui nilai anggaran untuk perbaikan, karena Pemprov DKI tidak memiliki jadwal secara berkala untuk melakukan perawatan dan perbaikan JPO.ITW menilai, Pemprov DKI sungguh mengabaikan keselamatan jiwa warga pengguna JPO. Pemprov DKI terlihat peduli, setelah ada korban jiwa seperti kasus JPO Pasarminggu yang terakhir dilakukan perbaikan pada 2014 silam.Menurutnya, kasus rubuhnya JPO Pasar Minggu, sangat kental unsur kelalaiannya. Sehingga harus ada pihak yang bertanggungjawab, agar kasus serupa tidak lagi terulang. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Polda Metro Jaya mengusut tuntas dan transparan agar masyarakat mengetahuinya.