Senin, 19 September 2016 12:01 WIB

Ahli Psikologi dari JPU Dinilai Inkonsisten

Editor : Rajaman
Laporan: Arif Muhammad Riyan

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ahli Psikologi Universitas Indonesia, Dewi Taviana melihat kesimpulan ahli psikologi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) beberapa waktu lalu yaitu Antonia Ratih Anjayani ada inkonsistensi.

Dia melihat inkonsistensi itu dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kesaksian Ratih.

Pengacara terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, coba membacakan kesaksian Ratih dalam berita acara. Ketika bersaksi, Ratih mengatakan kalau Jessica dalam keadaan waras dan sadar.

"Tapi ada kesimpulan kalau Jessica itu berkepribadian Narsisstic, dan ada kesimpulan mental disorder pada Jessica, bagaimana itu?" kata Otto di Ruang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016).

Dewi pun menjelaskan, dua kesimpulan ahli psikologi yang inkonsisten itu ada pada poin Jessica sehat secara mental, dan ada mental disorder diri Jessica. Sebab, mental disorder itu punya arti gangguan jiwa.

"Itu kontradiktif. Tujuannya, itu untuk profiling, tapi untuk waras dan sadar lalu ada mental disorder, itu jadi ada dua kesimpulan," ujar Dewi.

Oleh karena kesimpulan Ratih dinilai kontradiktif, maka Otto juga menanyai apakah keterangan Ratih pada akhirnya dapat menjadi pegangan majelis hakim.

Menurut Dewi, tidak. Sebab, dalam keilmuwan yang dia pelajari, ketika ada ketidaksingkronan kesimpulan, maka sulit untuk menjadikan kesimpulan itu sebagai dasar.

"Ketidaksingkronan tujuan dan kesimpulan berarti pemeriksaan tidak bisa dipertanggng jawabkan," ujar Dewi.

Pada sidang, Senin 18 Agustus 2016 lalu, Ratih membeberkan hasil analisis kepribadian Jessica Kumala Wongso. Dia mendiagnosis Jessica memiliki kepribadian jenis amorous narcissistic.

Ratih mengambil kesimpulan itu usai melakukan wawancara dengan Jessica sekira enam jam saat proses penyidikan.

Amorous narcissistic, kata Ratih, merupakan kategori kepribadian yang membuat seseorang seringkali menggunakan kebohongan yang rumit untuk beralih dari pembicaraan yang satu ke yang lain.

Ratih menjabarkan, sifat amorous narcissisticmerupakan turunan dari kepribadian jenisnarcissistic. Kepribadian jenis itu punya definisi kecenderungan seseorang yang memiliki dorongan untuk menjadi pusat perhatian melalui pujaan di lingkungan sekitar.

Hal semacam itu, bisa menjadi kebutuhan orang dengan kepribadian narcissistic. Di awal keterangannya dalam sidang, Ratih juga sempat menyatakan, kalau secara umum, Jessica dalam kondisi yang sehat mentalnya dan waras.
0 Komentar