Kamis, 15 September 2016 11:01 WIB

Elektabilitas Turun, Ahok Santai

Editor : Rajaman
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Jelang Pilgub DKI 2017, statistik elektabilitas calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kian menurun terlihat dari beberapa hasil lembaga survei.

Saat dikonfirmasi, Ahok membenarkan hal tersebut. Menurutnya adalah hal yang wajar jika elektabilitasnya kian merosot.

"Pasti makin turun dong, masa makin naik. stamina orang main turun kan," kata Ahok di Balaikota DKI, Kamis (15/9/2016).

Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku santai dan tak merasa khawatir dengan menurunnya elektabilitasnya. Karena ia menilai, masyarakat DKI lah yang mempunyai hak untuk memilih kandidat yang lebih baik darinya.

"Khawatir gak khawatir tergantung orang Jakarta. Kalau orang Jakarta merasa ada gubernur lain yang lebih bagusin Jakarta pasti gak pilih saya," ungkap Ahok.

Ahok memgatakan akan fokus melanjutkan pembangunan di sisa masa jabatannya sebagai gubernur DKI, dan jika nantinya tidak terpilih, setidaknya ada perubahan di Ibukota yang ditinggakannya.

"(Kalau tidak terpilih) cari tempat kerja lain lagi (gencar kerja) supaya sampai oktober 2017 saya bisa buktikan lebih baik," pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan survei Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang dirilis Rabu (14/9/2016), elektabilitas Ahok saat ini tercatat menurun di 41,6%, Tri Rismaharini naik menjadi 30%, Rizal Ramli naik menjadi 8% mengungguli Sandiaga Uno yang hanya 7% dan Budi Waseso turun menjadi 1,3%.

"Tren penurunan juga terjadi pada tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintahan Ahok-Djarot di Jakarta yang turun tipis ke level 67,3% setelah sebelumnya berada di level 70%. Kepuasan ini juga berimbas pada elektabilitas petahana yang menempati posisi terendah sejak awal 2016," kata peneliti KedaiKOPI, Hendri Satrio, dalam siaran pers.

Publik berpendapat bahwa faktor yang dapat membuat Ahok kalah adalah ada calon alternatif yang kuat 40,3%, petahana tersandung kasus hukum 23%, bila hanya ada 2 pasang calon 8,8%, bila dukungan parpol berkurang 8,5% dan faktor bila ada koalisi PDIP-Gerindra 6,3%.
0 Komentar