Laporan: Hendrik SimorangkirTANGERANG, Tigapilarnews.com - Tawuran pelajar yang mengakibatkan tewasnya Fajri Ramadhan (16), siswa SMK Negeri 4 Kota Tangerang, pada Sabtu (20/8/16) kemarin, membuat aparat dari Polsek dan Polres Metro Tangerang melakukan sweeping di dua sekolah yang terlibat tawuran yaitu SMK PGRI 2 dan SMK Negeri 4 kota Tangerang.Dalam sweping tersebut, petugas melakukan pemeriksaan tas seluruh siswa. Tak hanya itu, petugas juga menyisir lingkungan sekolah untuk mencari senjata tajam (Sajam) yang disembunyikan siswa.Hasilnya, petugas menemukan satu sajam berupa sebilah pedang sepanjang 1 meter yang disembunyikan di belakang Pos Polisi di Jalan TMP Taruna. Sajam yang diduga akan digunakan untuk tawuran susulan itu kemudian diamankan.Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Widji Lestanto mengatakan, kegiatan ini untuk mengantisipasi adanya tawuran susulan setelah terjadi pada Sabtu lalu."Kita lakukan pemeriksaan barang bawaan siswa dan juga memberikan pembinaan agar tawuran tidak terluang," ujar Widji, Senin (21/8/2016).Sementara, pihak kepolisian mengaku telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tawuran yang menyebabkan tewasnya, Fajri Ramadhan. Saat ini polisi sudah memeriksa enam saksi dari teman korban."Kita sudah periksa saksi, yakni dari pihak teman-teman korban yang saat itu ada di lokasi kejadian, pengembangan masih terus dilakukan," katanya.Widji menambahkan, pihaknya masih berupaya untuk memeriksa saksi dari SMK PGRI 2 Tangerang yang menjadi lawan sekolah korban saat tawuran. "Ya mudah-mudahan ini bisa cepat terungkap siapa pelakunya," ucapnya.Seperti diketahui, tawuran antar sekolah pecah kembali antara pelajar SMKN 4 Tangerang dengan SMK PGRI 2 pada Sabtu (20/8/2016) siang, di kawasan Taman Potret, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tangerang.Dalam tawuran tersebut, salah satu pelajar SMKN 4 Tangerang, Fajri Ramadhan, tewas karena lehernya disabet senjata tajam. Korban yang merupakan warga Kampung Doyong, RT 04/01 No. 65, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang ini sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong.