JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pakar Hukum Tata Negara (HTN) dari Universitas Parahyangan, Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, bahwa pilihan calon petahana Basuki T Purnama (Aho)k untuk maju dari partai politik (Parpol) adalah pilihan logis sejak awal. Pilihan melalui jalur independen itu hanya akan dilakukan jika partai politik tidak mendukungnya untuk maju dalam pilkada nanti.“Teman Ahok itu kan hanya strategi saja untuk mengelabui dukungan publik terhadapnya. Dia dari awal pasti ingin maju dari parpol karena jalur parpol adalah jalur yang paling aman. Jadi 'Teman Ahok' itu sebenarnya tidak dibentuk untuk memenangkan Ahok, tapi memenangkan dukungan partai politik. Makanya ketika dukungan dari parpol itu sudah didapat, maka selesai sudah tugas mereka,” ujar Asep saat dihubungi, Kamis (28/7/2016).Ahok justru terlihat bodoh jika dukungan dari parpol telah didapatkan tapi tetap maju sebagai calon independen karena bagaimanapun tugas menjadi gubernur jika terpilih membutuhkan dukungan DPRD yang tidak lain adalah kaki tangan parpol.”Belum lagi persoalan verfikasi dukungan itu, berat bagi Ahok maju sebagai calon perorangan. Kalau dia maju sebagai calon perorangan, bisa jadi malah parpol kompak menyerang balik dan kasus-kasus yang menyebut namanya justru akan didorong dan bukannya jadi gubernur tapi malah jadi tersangka,” imbuhnya.Namun dari semua itu, Asep pun menyayangkan contoh rusaknya tatanan demokrasi dalam proses pilgub DKI ini.”Gambaran di DKI tidak sehat, tidak produktif, nilai demokrasi luluh lantak. Bukan contoh yang baik buat daerah lain karena penuh dengan intrik, penuh jegal, parpol juga seperti tidak punya prinsip, tidak ada kaderisasi dan lain-lain,” tandasnya.