Laporan: Evi AriskaJAKARTA, Tigapilarnews.com - Staf khusus (Stafsus) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sunny Tanuwidjaja mengaku, selama bekerja dengan Ahok, dirinya tidak pernah meminta gaji, karena dia merasa gajinya yang diperoleh sebagai General Manager (GM) Rajawali Coorporate jauh lebih besar. Dia mengaku tidak mau menerima gaji karena tidak ingin merepotkan Ahok.Menurut Sunny, ada sekitar 15 orang yang bekerja menjadi staf Ahok, hanya diirinya saja yang tidak menerima gaji."Staf yang lain digaji dari uang operasional. Saya tidak digaji," kata Sunny di Pengadilan Tipikor, Senin (25/7/2016).Sunny menjelaskan, staf lainnya yang bekerja untuk Ahok menerima gaji hampir Rp10-20 juta perbulan. Dia menilai, gaji tersebut tidak seberapa jika dibandingkan ditempat yang membutuhkan jasa profesional."Gajinya juga nggak seberapa dibandingkan gaji-gaji mereka di tempat profesional jauh pak antara Rp10-20 juta perbulan. Tapi jangan sampai merepotkan pak Gubernur juga pak," ungkap Sunny.Selain menjawab pertanyaan hakim soal gaji, Sunny juga menceritakan awalnya menjadi staf ahli mantan Bupati Belitung Timur itu."Sejak beliau (Ahok) menjadi wakil gubernur, tahun 2012, Bulan Oktober, pas dilantik," ujarnya.Sunny mengaku, penunjukkan dirinya sebagai staf itu juga tanpa ada pelantikan dari Ahok. Jadi, kata dia pengangkatannya itu hanya disampaikan Ahok secara lisan."Tidak ada SK hanya membantu di sana. Pak Gubernur sendiri, hanya lisan saja," kata dia.Pengangkatanya sebagai staf Ahok, disebut Sunny, hanya diketahui oleh orang tertentu saja. Dia juga menyebutkan jika 15 orang yang diangkat Ahok sebagai staf juga tidak ada pelantikan secara resmi. Lebih jauh, Sunny juga mengatakan jika dirinya bekerja menjadi staf Ahok dibidang politik."Hanya orang-orang tertentu saja (yang tahu). Seingat saya ada sekitar 15 (staf)," pungkasnya.