JAKARTA, Tigapilarnews.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melarang transaksi tunai untuk layanan Transjakarta. Sebab, semua halte bus Transjakarta telah dilengkapi fasilitas untuk transaksi nontunai."Enggak boleh, tapi bisa saja kalau dia bayar tunai. Itu harusnya enggak boleh, itu saya katakan ada peluang permainan," tandas Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/7/2016) siang.Ahok menegaskan seharusnya alasan mesin untuk top up offline tidak terjadi. Sebab, fasilitas tersebut merupakan salah satu layanan kepada penumpang."Sekarang kami akan selidiki, jadi selalu cari-cari alasan. Ini mah sudah klasik," jelas suami Veronica Tan ini.Pengalaman mesin top up yang offline sempat dialami oleh penumpang Transjakarta Elsa (23) sebanyak dua kali.Penjaga loket mengarahkan agar Elsa membayar dengan uang tunai atau membeli kartu baru untuk bisa menaiki bus ransjakarta."Uang elektronik saya saldonya habis. Saat mau naik bus Transjakarta, ternyata mesinnya offline. Petugas meminta saya membayar dengan tunai atau membeli kartu baru," ungkap Elsa.Lantas, Elsa memilih untuk membayar tunai sebesar Rp 3.500. Elsa tetap bisa masuk dengan menggunakan kartu milik petugas."Tapi, petugas mintanya uang pas Rp 3.500. Saya masuk pakai kartunya petugas," ujar Elsa. (ist)