Laporan Evi AriskaJAKARTA, Tigapilarnews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim jika warga Muara Angke yang memiliki KTP DKI Jakarta tidak sampai seratusan.Menurut pria akrab disapa Ahok, mereka yang tinggal dilahan Muara Angke kebanyakan penduduk pendatang ketimbang warga asli."Gak sampe berapa ribu, 140 sampai 400an KK begitu kita cek yang KTP DKI cuman 50an. Itu pun banyak yang sudah tinggal di sini," kata Ahok di Balaikota, Jumat (10/6/2016).Orang nomor 1 di DKI Jakarta ini mengatakan, Tanah di Muara Angke tersebut adalah lahan dari dinas kelautan perikanan Ketahan pangan.Ahok mengaku sudah pernah merelokasi pada tahun 2013 lalu namun kembali lagi lahan tetsebut diduduki."Itu kan lahan tanah kelautan perikanan ketahanan pangan. Kan tahun 2013 kita mau bangun, sudah usir yang datang ke rumah pak Jokowi dia demo itu loh," ungkap Ahok.Karena itu, Ahok pun enggan lagi dipusingkan dengan warga Muara Angke yang menolak untuk di relokasi."Sudahlah itu gak usah tanya lagi. Itu juga dia waktu 2013 kita usir. Dia pindah lagi ke depan. Dari 2013 udh tau kok," tandas dia.Diketahui Pemprov DKI berencana melakukan relokasi terhadap warga Kampung Baru, Muara Angke, karena permukiman mereka terkena dampak pembangunan tanggul A. Tanggul A adalah tanggul setinggi 3,8 meter yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).