Laporan: Evi AriskaJAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan dalam melaksanakan revolusi mental di jajaran birokrasi Pemprov DKI Jakarta butuh pemimpin yang tegas.Oleh sebab itu, Djarot mengaku bersyukur berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memimpin DKI Jakarta.Di mata Djarot, Ahok adalah pemimpin yang tegas dalam melaksanakan revolusi mental di lingkungan Pemprov DKI Jakarta."Saya sampaikan, di Jakarta, kami benar-benar menjalankan revolusi mental. Apalagi dengan Pak Gubernur blak-blakan seperti itu. Ya enggak? Enggak ada keragu-raguan lagi. Pokoknya langsung ditumpahkan di situ, di publik," ujar Djarot.Djarot manyampaikan hal ini saat menjadi narasumber dalam acara Training of Facilitator Pembentukan Gugus Tugas dengan tema Gerakan Nasional Revolusi Mental di Hotel Allium, Tangerang, Banten, Selasa (31/5/2016) siang.Mantan Walikota Blitar ini mengaku tidak bisa bersikap blak-blakan seperti Ahok lantaran dia adalah orang Jawa yang tidak sampai hati blak-blakan kepada stafnya di depan umum."Kalau saya orang Jawa, enggak sampai hati loh pak. Tapi kalau beliau, enggak apa-apa sikat saja. Sudah tenang saja mas. Tapi, saya sebagai orang Jawa enggak mungkin kayak beliau," ungkap Djarot.Djarot pun mengungkapkan lebih suka memanggil staf atau pejabat yang bermasalah atau melakukan pelanggaran.Dia merasa lebih baik berbicara empat mata dan menunjukkan berbagai bukti kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan staf atau pejabat tersebut."Kalau saya, akan panggil ke kantor. Kami bertemu berdua. Saya tunjukkan kesalahannya. Saya bilang kau saya sembelih. Sudah gitu. Dia pasti tanya, maksudnya apa, pak? Ya, sudah saya buang, tak sembelih kariermu. Siap pak, siap salah. Ya, haleluya, kamu diselamatkan Tuhan. Saya sudah sampaikan, kau jangan terima apa pun dari siapa pun. Itu sumpah jabatan kamu," pungkas Djarot.