Rabu, 13 April 2016 11:49 WIB

Ahok Sindir BPK Semoga Panjang Usia

Editor : Hermawan
Laporan: Evi Ariska

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Saat diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (12/4/2016), Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menceritakan sempat ditanya anggota Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) soal perlambatan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

"Saya jawabnya sederhana. Saya pertama enggak pernah kepikir masalah itu karena itu saya pikir kejahatan. Karena tugas saya mengadminstrasi keadilan sosial lho. Itu kejahatan," ujar Ahok, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/4/2016) siang.

Terkait ide perlambatan NJOP, Ahok juga mengatakan pemerintah daerah (Pemda) bisa mengalami kerugian. Karena menurutnya, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bisa turun hanya untuk pembelian RS Sumber Waras.

"Walaupun ini ide belum pernah ada pada saya, ini ide penjahat pak saya bilang. Kriminal ini," ujar Ahok.

Lebih lanjut, Ahok menjelaskan jika dia berhasil menekan NJOP dan mendapat keuntungan, dia tidak ingin menjual ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

"Kalau berhasil saya teken itu pun, anggep lebih untung, emangnya Sumber Waras harus jual sama elu? Sekarang swasta beli, bangun RS, bangun creative care, bikin apartemen boleh enggak? Boleh. Dan dia beli harga pasar. Emang dia mau jual sama elu? Sekarang aja namanya NJOP mendekati harga pasar, makanya dia mau aja. Dia itu jualnya harga pasar loh," ungkap Ahok.

Mantan bupati Belitung Timur ini juga menyindir anggota BPK agar panjang umur yang dianggapnya munafik.

"Saya bilang sama yang kemarin audit saya satu. Sekarang kamu orang BPKP ya? Salam tuh sama salah satu ketua BPK Prof Eddy (anggota BPK Eddy Mulyadi Soepardi). Salam sama beliau, bilangin Ahok doain dia umur panjang untuk lihat Ahok jadi presiden. Supaya saya berantas munafik-munafik yang enggak bisa buktiin," sindir Ahok.

 
0 Komentar