Sabtu, 09 April 2016 21:00 WIB

DBD Menghantui Warga Ibukota

Editor : RB Siregar
Laporan: Dafa R. Tamma

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kendati belum masuk kejadian luar biasa, namun penyakit demam berdarah kembali menjadi momok menakutkan bagi warga Ibukota. Jika mau sedikit bersusah payah, kunjungilah unit gawat darurat rumah sakit, khususnya rumah sakit pemerintah, rata-rata pasien yang datang karena terserang DBD.

Tak hanya di rumah sakit berplat merah saja, rumah sakit swasta juga banyak menerima pasien DBD. Di RS Hermina Daan Mogot, Cangkareng, Jakarta Barat, misalnya, setiap hari menerima pasien penyakit DBD. Penyakit ini telah menghantui warga Ibukota.

Bahkan, pengakuan seorang suster RS Hermina Daan Mogot, Kamis (7/4/2016) dinihari lalu, mereka setiap hari harus 'membungkus' korban penyakit demam berdarah. Kata bungkus yang dia maksud adalah memulangkan pasien dalam kondisi sudah meninggal.

Menurut suster itu, kebanyak pasien yang tak tertolong karena datang terlambat. Biasanya, pasien yang datang sudah dalam kondisi lemas sehingga tak tertangani lagi. "Tolong buatkan surat kematian untuk anak atas nama Fitria," kata suster itu, seraya menambahkan, "Fitria juga korban demam berdarah."

TROMBOSIT TURUN

Seorang siswi SMPI 10 Al-Azhar Kembangan, Jakarta Barat, Ananda Rizky Nadira (15) yang ditemui di RS Hermina Daan Mogot, Sabtu (9/4/2016) sore, mengatakan, kondisinya mulai pulih setelah dirawat selama 3 hari. 'Trombosit mulai naik, terakhir terendah 50.000 dari normal 150.000-200.000," kata dia.

Januari lalu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, ada 611 orang dirawat di rumah sakit di seantero Jakarta karena DBD. Untuk mengantisipasi peningkatan kasus itu, warga diimbau aktif pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggal masing masing.

PSN dinilai paling ampuh mencegah berkembangbiaknya nyamuk penyebab demam berdarah. Dengan PSN, jentik tidak akan berkembang biak menjadi nyamuk. Untuk itu, warga diharapkan ikut memantau jentik nyamuk secara mandiri, baik di rumah maupun lingkungan sekitar.(i)
0 Komentar