Rabu, 24 Februari 2016 17:58 WIB
Penjualan Kue Keliling di Kalijodo Turun Drastis
Laporan Jesse Halim Adam
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, untuk menertibkan kawasan Kalijodo pada akhir bulan ini, menimbulkan dampak baik dan buruk yang luas. Sehingga, tidak hanya dirasakan warga, melainkan banyak pihak di sekitar kawasan ini.
Selama puluhan tahun, Kalijodo sudah menjadi tempat banyak orang menggantungkan hidup. Tidak hanya bagi para pekerja seks komersial (PSK), melainkan masyarakat yang menjalani pekerjaan lainnya.
Misalnya saja Yati, yang menjual kue kering dengan cara dipanggul berkeliling. "Jualan disini dari masih muda, sampai tua seperti sekarang ini. Kalau dihitung, lupa sudah berapa tahun," kata Yati.
Kue-kue yang dijual Yati, dikenakan harga yang tidak terpaut jauh dari modal yang ia keluarkan. Misalnya, untuk sekotak kue bolu seharga Rp10 ribu. "Saya cuma ambil untung Rp1000," imbuhnya.
Sayangnya, semenjak rencana Ahok- panggilan Basuki Tjahaja Purnama- untuk melakukan penertiban hingga penempelan SP1 di tembok-tembok rumah dan bangunan di seluruh kawasan Kalijodo pada 18 Februari 2016 yang lalu, Yati mulai mengalami penurunan drastis dari pemasukannya berjualan kue.
"Kalo dulu mah, sehari bisa dapet Rp900 ribu, itu belom disetor ya. Kalo sekarang, boro-boro. Belom disetor paling Rp100 ribu. Paling mentok ya Rp200 ribu lah," ujarnya.
Penurunan itu disebabkan karena banyaknya warga dan PSK yang sudah meninggalkan kawasan Kalijodo pascaSP1 Kamis lalu.
"Kalo dulu kan, setengah lima pagi keluar, cewe-cewe itu abis selesai 'main' terus kelaperan. Jajan deh," ujarnya.
Menghadapi penurunan ini, Yati mengaku merasa berat untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari. Meski ia tak tinggal di Kalijodo dan tak kena gusur, mengaku tetap sedih. Sebab, sudah menjadi tempatnya mencari nafkah. Ia sendiri mengaku tak tahu akan pindah berjualan ke mana setelah Kalijodo digusur nantinya.
"Sekarang mah masih di sini dulu," katanya.(exe)
Login with Facebook