3 jam yang lalu

V60 Digadang-gadang Jadi Jawaban bagi para Penikmat Festival Musik

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Vivo kembali membuat gebrakan dengan mengumumkan kehadiran vivo V60, ponsel yang datang dengan rentetan fitur "pertama" dan "terbaik".

Dibalut warna baru Festive Purple mencolok, ponsel ini digadang-gadang sebagai jawaban bagi para penikmat festival musik. Ia adalah seri V pertama dengan kamera telephoto profesional, dan ponsel pertama di Indonesia dengan chipset Snapdragon 7 Gen 4.

vivo melabelinya sebagai ponsel kelas menengah (mid-range). Namun, melihat daftar spesifikasinya yang buas, sebuah pertanyaan besar pun muncul: di mana sebenarnya batas antara ponsel kelas menengah dan kelas atas (flagship)? Dan berapa harga yang harus dibayar untuk semua kemewahan ini? Kamera 'Flagship' yang Menyamar Daya tarik utama V60 adalah lompatan besar di sektor kamera.

Untuk pertama kalinya, vivo menyematkan 50MP ZEISS Super Telephoto Camera di seri V, sebuah fitur yang biasanya hanya ada di ponsel-ponsel premium. Kemampuannya untuk melakukan zoom optik hingga 10x dan zoom digital hingga 100x terdengar sangat menggiurkan di atas kertas, terutama untuk memotret panggung konser dari kejauhan.

Namun, harap diingat bahwa angka "100x zoom" seringkali lebih terdengar indah di brosur daripada di hasil foto nyata, di mana kualitas gambar cenderung menurun drastis menjadi sekadar 'lukisan cat air digital' alias tidak fokus dan ngeblur. Apakah ini sebuah inovasi nyata atau sekadar gimmick pemasaran, masih harus dibuktikan.

Mesin Kencang, Label Merendah

Di sektor performa, V60 menjadi jawara di kelasnya. Ditenagai Snapdragon 7 Gen 4, ponsel ini diklaim mampu mencetak skor AnTuTu hingga 1,1 juta, sebuah angka yang biasanya dihuni oleh ponsel kelas atas. Didukung baterai raksasa 6500mAh dengan pengisian daya super cepat 90W, V60 jelas bukan pemain sembarangan. Pelabelan "mid-range" pada ponsel dengan performa seganas ini memicu spekulasi.

Apakah ini strategi vivo untuk membuat harganya nanti terasa lebih "wajar", meskipun kemungkinan besar akan menyentuh segmen harga yang tidak lagi bisa dibilang menengah? Fendy Tanjaya, Product Manager vivo Indonesia, dalam rilisnya melukiskan gambaran yang sangat spesifik.

"Kami memahami bahwa festival musik bukan hanya tentang menikmati penampilan musisi, tetapi juga tentang menangkap momen-momen berharga. Untuk itu, kami menghadirkan vivo V60 sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut," ujar Fendy.

Namun, di balik semua janji manis dan spesifikasi mentereng itu, vivo masih menyimpan rapat-rapat satu informasi paling krusial: harga. Strategi ini efektif membangun antusiasme, namun juga membuat konsumen bertanya-tanya. Spesifikasi vivo V60 memang terbilang luar biasa untuk seri V, terutama kamera telephoto dan chipset-nya. Janji 6 tahun update juga langkah bagus.

Tapi, konsumen tetap harus kritis. Fitur seperti 'AI Four-Season Portrait' terdengar seperti gimmick. Dan yang terpenting, label 'mid-range' ini bisa menyesatkan jika harganya nanti ternyata di atas Rp8 juta atau Rp9 juta. Konsumen perlu menunggu harga resmi sebelum terbawa euforia spesifikasi.

Pada akhirnya, vivo V60 di atas kertas adalah sebuah perangkat yang sangat mengesankan. Ujian sesungguhnya akan tiba pada 28 Agustus 2025, saat harga resminya diumumkan. Saat itulah pasar akan menentukan apakah V60 adalah sebuah 'pembunuh flagship' di kelas menengah, atau sekadar ponsel kelas atas yang enggan mengakuistatusnya.(tom)


0 Komentar