5 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Selama lebih dari setahun, nama BYD identik dengan satu kata: pertumbuhan. Raksasa otomotif asal China ini berlari begitu kencang, menyalip para pesaingnya hingga menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia.
Namun, setiap sprint pasti ada jedanya. Pada Jumat (1/8/2025), data terbaru menunjukkan sebuah fenomena yang sudah lama tak terlihat. Untuk pertama kalinya dalam 17 bulan, laju mesin produksi raksasa ini sedikit melambat.
Menurut data yang dirilis ke Bursa Efek Hong Kong, angka produksi kendaraan global BYD pada Juli 2025 tercatat sebanyak 317.892 unit. Angka ini menunjukkan penurunan tipis 0,9% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi penjualan, meski masih naik 0,6% menjadi 344.296 unit, lajunya melambat tajam dari pertumbuhan 12% yang mereka catat pada bulan Juni. Ini adalah "rem" pertama yang mereka injak sejak Februari 2024, di mana penurunan saat itu disebabkan oleh libur panjang Tahun Baru Imlek.
Penurunan kali ini terasa berbeda dan memicu pertanyaan: apakah mesin ekspansi BYD mulai lelah?
Bukan Listrik Murni yang Jadi Masalah
Namun, jika kita bedah lebih dalam, cerita di balik angka ini jauh lebih menarik. Penurunan ini ternyata bukan karena mobil listrik murni (EV) mereka kehilangan pamor. Sebaliknya, penjualan dan produksi mobil listrik murni BYD justru masih terus bertumbuh pada bulan Juli.
Biang keladinya ternyata ada di segmen lain: Plug-in Hybrids (PHEV). Penjualan mobil hybrid BYD ini anjlok 22,6% dan produksinya bahkan menyusut hingga 24,6%.
Mengambil Napas di Tengah Perang Harga
Perlambatan ini juga harus dilihat dalam konteks yang lebih besar. BYD, yang telah secara resmi menyalip Tesla sebagai raja mobil listrik dunia, saat ini berada di tengah "perang harga" yang brutal di pasar otomotif terbesar dunia, China.
Laporan dari kantor berita Reuters pada bulan Juni lalu menyebutkan bahwa BYD memang telah sengaja memperlambat laju produksinya. Beberapa pabrik di China dilaporkan mengurangi jam kerja dan menunda rencana penambahan jalur produksi baru.
Ini adalah potret sebuah raksasa yang sedang mengambil napas sejenak. Setelah berlari tanpa henti dan mencatatkan rekor produksi dan penjualan tertinggi pada akhir 2024, BYD kini terlihat sedang melakukan kalibrasi ulang, menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah. Dunia kini mengamati dengan saksama.
"Rem" kecil pada bulan Juli ini bukanlah tanda bahwa BYD kehabisan bensin. Sebaliknya, ini mungkin adalah sebuah pit stop strategis sebelum mereka kembali tancap gas di lintasan persaingan mobil listrik global.
Langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya? Itulah pertanyaan yang membuat seluruh industri menahan napas.(fik)