19 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Wacana libur sekolah selama Ramadan 2025 menuai polemik. Pemerintah menyebut akan segera ada pengumuman terkait wacana tersebut. "Insyaallah segera ada pengumuman," kata Mu'ti saat dikonfirmasi, Jumat (17/1/2025).
Mu'ti tak menjawab secara gamblang waktu pengumuman kebijakan baru itu. Saat ditanya apakah masih menunggu kepulangan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dari lawatannya ke Arab Saudi, dia tidak menjawab. Diketahui, Menag sudah kembali ke Tanah Air, kemarin. Tiga Opsi Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyebut ada tiga opsi yang beredar di masyarakat mengenai libur sekolah selama Ramadan.
Pertama, libur penuh dengan kegiatan keagamaan, seperti pesantren kilat, yang memungkinkan siswa memanfaatkan waktu libur untuk meningkatkan pemahaman agama. Kedua, libur parsial atau libur diberikan beberapa hari menjelang Ramadan hingga menjelang Idulfitri. Ini merupakan pola yang biasa berlaku saat ini.
"Biasanya kalau yang berlaku sekarang itu kan awal Ramadan itu libur. Jadi misalnya tiga hari atau dua hari menjelang Ramadan sampai misalnya empat hari atau lima hari Ramadan pertama libur. Kemudian habis itu masuk seperti biasa. Kemudian nanti biasanya menjelang Idulfitri juga libur biasanya, bisa dua hari atau tiga hari menjelang Idulfitri libur, sampai nanti selesainya rangkaian mudik. Yang berlaku sekarang kan begitu," jelas Mu'ti.
Ketiga, opsi seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan tetap menjalankan aktivitas belajar secara penuh selama Ramadan. Sebelumnya, Menag Nasaruddin Umar mengakui adanya wacana terkait sekolah libur selama satu bulan saat bulan suci Ramadan 2025. Dia menyebut, wacana itu sebenarnya ingin diterapkan di sekolah di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
"Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian," kata Menag seusai menghadiri acara Muhasabah, Zikir, dan Doa Menyambut Tahun Baru 2025 di Silang Barat Monas, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024) malam.
Rencana pemerintah untuk meliburkan sekolah selama satu bulan penuh selama Ramadan 2025 ini kembali membuat masyarakat bernostalgia pada kebijakan yang pernah diterapkan di era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kebijakan libur sekolah saat Ramadan sudah ada sejak kolonial Hindia Belanda.
Pada saat itu, pemerintah kolonial meliburkan seluruh sekolah, mulai dari tingkat dasar (Hollandsch Inlandsche School) sampai tingkat menengah ke atas (Hogere Burger School dan Algemene Middelbare School). Pada masa Presiden Soekarno, kebijakan ini terus dilanjutkan dengan penyesuaian jadwal. Langkah tersebut bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk.(rah)