Minggu, 18 Agustus 2024 01:54 WIB

Pemanfaatan Limbah Air Kelapa di Desa Pacing, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Kepada Kelompok Tani

Editor : Yusuf Ibrahim
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro. (foto istimewa)
Jakarta, Tigapilarnews.com- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro di Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten melaksanakan program kerja multidisiplin berdasarkan hasil observasi terhadap kurangnya pemanfaatan limbah air kelapa yang berada di Desa Pacing. Limbah air kelapa tersebut berasal dari sisa produksi jenang ayu yang merupakan salah satu UMKM yang berada di Desa Pacing. 
 
Pelaku UMKM jenang ayu mengatakan bahwa air limbah kelapa sisa produksi jenang ayu belum dapat dimanfaatkan dengan baik.  Melihat kondisi tersebut tim KKN Universitas Diponegoro, Desa Pacing, berusaha membantu pelaku UMKM yang belum mampu memanfaatkan dan mengolah limbah air kelapa sisa produksi jenang ayu menjadi produk yang bermanfaat. 
 
Adapun mahasiswanya, yaitu Achmad Nuryana Saputra, Dhiya Adhira Chaerani, Fera Cahya Puspita, Renalisa Senitalova, Desi Ariyanti, Mala Hayati Siregar, Ardelia Parahita Arisanti, Yesha Az Zahra Maris, dan Barru Setia Hafidh.
 
Pengolahan limbah air kelapa tersebut diolah menjadi pupuk organik cair yang dapat diaplikasikan ke tanaman pertanian. Hal tersebut, juga mendukung penggunaan pupuk organik ramah lingkungan dan cocok dengan kondisi geografis Desa Pacing yang sebagian besar adalah persawahan sehingga hadirnya pupuk ini dapat dimanfaatkan oleh para petani. 
 
Image gallery
 
Sebelum pelaksanaan program kerja mutlidisiplin, para mahasiswa mengunjungi para pelaku UMKM jenang ayu untuk meminta limbah air kelapa sisa produksi jenang. Pelaksanaan program kerja ini menyasar kepada kelompok tani di Desa Pacing. 
 
Alasan pemilihan peserta pelatihan pembuatan pupuk organik cair kelompok tani karena kelompok tani tersebut dapat melaksanakan program ini secara berkelanjutan. Para petani tersebut, setelah mengikuti pelatihan diharapkan dapat membuat pupuk organik cair secara mandiri. 
Pelaksanaan program pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah air kelapa ini dilaksanakan pada Minggu (28/Juli/2024) yang berlokasi di Posko KKN, Dukuh Pacing, Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten. 
 
Kegiatan pelatihan ini dilmulai dari pemaparan alat, bahan, dan proses pembuatan pupuk organik cair yang kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk organik cair bersama. Dalam proses pembuatan pupuk organik cair ini diperlukan alat berupa jerigen atau galon berukuran 5 liter, selang, saringan, dan gelas ukur. 
 
Sementara bahan yang dibutuhkan berupa air limbah kelapa, EM4, gula pasir, air bersih. Proses pembuatannya dimulai dari menyiapkan limbah air kelapa sebanyak 2 liter yang sebelumnya telah disaring dan air gula sebanyak 200 gram. Kemudian air kelapa dan air gula tersebut dimasukkan ke dalam jerigen atau galon. 
 
Langkah berikutnya menambahkan larutan EM4 sebanyak 2 sendok makan yang berfungsi sebagai bioaktivator dan menambahkan air bersih sebanyak 2 liter kedalam jerigen atau galon. Selanjutnya, tutup jerigen atau galon dengan penutup yang telah dilubangi dan diberi selang yang berfungsi untuk mengeluarkan gas dari jerigen atau galon. 
 
Tempatkan pupuk organik cair tersebut di ruangan yang sejuk, simpan selama 10 hari, sesekali dicek untuk membuka tutup jerigen atau galon, dan pupuk siap digunakan. Pupuk organik cair limbah air kelapa dinyatakan berhasil apabila memiliki aroma seperti tape atau tidak berbau busuk. 
 
Prosedur penggunaan pupuk organic cair yang telah berhasil dapat digunakan pada bagian daun dan akar tanaman. Pada bagian daun dapat diaplikasikan dengan mencapurkan 10 ml pupuk organic cair dengan air bersih sebanyak 1 liter kemudian pupuk dapat disemprotkan pada tanaman seminggu sekali. 
 
Sementara pada penggunaan pupuk untuk akar tanaman dapat diaplikasikan dengan mencampurkan 10 ml pupuk organic cair dengan 5 liter larutan air dan disemprotkan ke media tanam sebanyak 250 ml. dalam jangka waktu sepuluh hari sekali. 
 
Ketercapaian program multidisiplin ini terlihat pada saat pelatihan pembuatan pupuk tersebut kelompok tani aktif bertanya terkait takaran pembuatan pupuk, daya tahan pupuk, dan kegunaan pupuk untuk tanaman. Selain itu, juga terjadi diskusi antara kelompok tani dan mahasiswa yang berkaitan dengan permasalahan pertanian.
 
Keberlanjutan dari program pelatihan pembuatan pupuk ini adalah kelompok tani dapat membuat pupuk organik cair limbah air kelapa secara mandiri, limbah air kelapa sisa produksi jenang ayu di Desa Pacing memiiliki kebermanfaatan, dan kelompok tani dapat mengaplikasikan hasil pembuatan pupuk organik cair pada tanaman pertanian.(des)

0 Komentar