Selasa, 13 Agustus 2024 14:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada akhir Juli 2024 mengalami defisit sebesar Rp93,4 triliun atau 0,41% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN 2024 defisit ini karena ada perubahan di sisipendapatan negara dari pajak, bea cukai, PNBP serta hibah. "Ini masih kecil dibandingkan total yang defisit tahun ini. Seperti di dalam APBN, yaitu 2,2 persen. Namun dari sisi keseimbangan primer kita masih positif Rp179,3 triliun,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024, Selasa (13/8/2024).
Lebih lanjut, belanja negara mencapai sebesar Rp1.638,8 triliun atau 49,3% dari pagu anggaran. Belanja tersebut meningkat 12,2 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu. "Ini artinya kita sudah membelanjakan 49,3 persen dari pagu. Kalau kita lihat pertumbuhan dari belanja kita cukup tinggi dan ini konsisten," ujar Sri Mulyani.
Adapun pendapatan negara dari pajak, bea cukai, PNBP serta hibah sebesar Rp1.545,5 triliun atau 4,3 persen (yoy) atau sudah 55,1 persen dari target tahun 2024.
Sri Mulyani mengatakan kinerja pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh perubahan penerimaan cukai dan bea keluar. Terkait perekonomian di dalam negeri terhadap pergerakan APBN masih akan dibayangi kondisi global, yakni risiko resesi AS. "Pasti ikut gejolak yang terjadi dengan terbitnya data di AS yang kemudian memperkirakan akan terjadi resesi," ujar dia.(des)