Jumat, 14 Juni 2024 13:33 WIB
Jakarta, Tigapilanews.com- Perum Bulog mencatat serapan gabah saat ini mencapai 700.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 600.000 ton.
"Perum Bulog hanya bisa menyerap gabah, bila produksinya ada. Kami berkomitmen untuk terus memprioritaskan penyerapan gabah dalam negeri. Saat ini kami telah menyerap kurang lebih 700 ribu ton, lebih dari target yang telah ditugaskan oleh pemerintah sebesar 600 ribu ton,” ujar Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, Jumat (14/6/2024).
Dia mengatakan BUMM tersebut bisa menyerap lebih dari 900.000 ton setara beras pada sepanjang tahun ini. Kendati begitu, serapan bisa dimaksimalkan jika produksi di tingkat petani dilakukan secara masif.
“Kami optimis bisa menyerap lebih dari 900 ribu ton setara beras pada tahun ini. Impor hanya dilakukan bila perlu, melihat neraca beras yang ada,” katanya.
Meski penyerapan gabah dalam negeri sudah optimal, namun ada persoalan serius di sisi produksi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi selama Januari-April 2024 turun 17,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 22,55 juta ton.
Untuk bisa menyerap gabah dalam negeri agar maksimal, tutur Bayu, pengadaan Bulog memiliki beberapa mekanisme. Pertama, membeli gabah kemudian tunggu di gudang. Hal ini hanya bisa dilakukan di 10 Sentra Penggilingan Padi yang dimiliki perusahaan. “Di mana kita bisa menyerap gabah dalam jumlah yang cukup banyak,” beber dia.
Kedua, membeli gabah dengan cara menjemput ke petani. Ketiga, membeli beras asalan dari penggilingan-penggilingan padi kecil yang dibeli dan olah sehingga menghasilkan beras sesuai kemauan pasar.
Untuk pasokan beras, cadangan beras pemerintah (CBP) yang diamankan Bulog saat ini sebesar 1,8 juta ton. Dari jumlah itu, 30 persen di antaranya berasal dari stok dalam negeri. “Hal ini tentunya merupakan suatu pencapaian tersendiri, mengingat masa pengadaan dalam negeri yang singkat dikarenakan masa panen padi yang pendek sekitar 2 sampai 3 bulan,” ucap Bayu.(des)