Selasa, 23 Januari 2024 20:21 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menegaskan, pentingnya pertahankan kebudayaan untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia dari budaya asing.
Hal itu disampaikan Ganjar saat berkunjung ke Pesantren dan Rumah Kebudayaan Wongsorogo di Desa Sidorejo, Brangsong, Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024). Ganjar mengatakan, pesantren sekaligus rumah budaya yang dipimpin budayawan Gus Paox Iben Mudhaffar itu memiliki semangat menyebarkan ilmu keagamaan yang berjalan beriringan dengan masyarakat dan kebudayaan.
"Nyantrinya tidak hanya ngaji Al-Qur'an, tafsir, kitab tapi juga belajar kebudayaan, kesenian. Jadi istilahnya jiwa raganya belajar di sini, maka ini model pondok pesantren yang lengkap dengan tradisi ke-Indonesiaan yang ada," ujar Ganjar di lokasi.
Ndalem Wongsorogo dibangun oleh Yayasan Dar Al Mudhaffar yang diresmikan pada 1 Oktober 2023 lalu. Di sana, tidak hanya menyediakan fasilitas pesantren untuk santri saja, tetapi juga kegiatan seni budaya seperti gamelang, wayang, batik, barongan hingga lukis.
Menurut Ganjar, yang dilakukan Gus Paox lewat pesantren dan rumah budaya Wongsorogo adalah upaya konkret untuk melakukan pertahanan budaya Indonesia. Oleh sebab itu, Ganjar mendorong lebih banyak tempat serupa di seluruh daerah se-Indonesia agar pertahanan budaya semakin kuat.
Ganjar juga menyebutkan, siap memfasilitasi jika terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029. Baik lewat program dan kebijakan maupun regulasi baru nantinya jika diperlukan. "Rasa-rasanya ini yang kemarin banyak budayawan, seniman tanyakan ke saya kenapa kita tidak bicara pertahanan budaya, strategi kebudayaan yang hari ini banyak dipertanyakan seniman dan budayawan," jelas Ganjar.
"Secara penegakkan hukum mesti dilakukan dan kita mesti serius. Karena kalau ruang ini dijaga, dikembangkan, termasuk regulasi kita atur dan kita tegakkan rasanya industri ini akan berkembang luar biasa," tambah Ganjar.
Ganjar menambahkan, pihaknya siap melibatkan seluruh budayawan, seniman dan tokoh-tokoh lainnya untuk melaksanakan teori pembangunan 'no one left behind' atau tidak ada satupun yang tertinggal. "Inilah model-model bottom up yang mesti didorong. Teori perencanaan pembangunannya itu namanya jangan ada yang ditinggalkan atau no one left behind," tutup Ganjar.(des)