Selasa, 15 November 2022 18:07 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Toyota adalah merek terkenal dengan penjualan yang mengungguli merek lain baik di pasar dunia.
Kualitas dan daya tahan Toyota menjadikan merek tersebut selalu menjadi pilihan konsumen yang peduli dengan mobil dengan nilai bagus. Baru-baru ini, sebuah laporan dari Nikkei Asia menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, Tesla menghasilkan laba delapan kali lebih banyak per kendaraan daripada Toyota pada Juli-September, meskipun penjualan Toyota kalah 7 banding 1 dari Tesla.
Tesla melaporkan mereka memperoleh laba bersih hingga 3,29 miliar USD pada Juli-September dibandingkan dengan Toyota yang memperoleh 3,15 miliar USD, membuat Tesla 8 kali lebih menguntungkan daripada Toyota. Pada kuartal ketiga, laba merek Jepang itu menyusut karena beberapa faktor, antara lain kenaikan biaya material dan listrik untuk pemasoknya.
Biaya tambahan ini menyebabkan keuntungan Toyota berkurang sebesar 3,07 miliar USD. Toyota juga harus mengeluarkan biaya tambahan hingga 663 juta USD setelah menghentikan operasinya di Rusia akibat konflik Rusia-Ukraina.
Kota Yuzawa dari Goldman Sachs Jepang mengatakan, "Penurunan laba pada Juli-September tidak sebanding dengan penurunan potensi pendapatan riil Toyota".
Toyota memimpin dalam hal laba operasi, sebesar 4,08 miliar USD dibandingkan dengan Tesla sebesar 3,69 miliar USD. Sebagian besar kesuksesan Tesla berasal dari profitabilitas setiap mobilnya. Toyota Group menjual 2,62 juta unit mobil pada kuartal tersebut, 7,6 kali lebih banyak dari Tesla dengan 344.000 unit.
Tapi, laba bersih Toyota per mobil sekitar 1.200 USD, hanya seperdelapan dari Tesla yang 9.570 USD per mobil. Hal ini memungkinkan Tesla memimpin industri dalam hal laba bersih per kendaraan yang terjual, bahkan mengungguli rival utamanya seperti Mercedes-Benz.
Satu-satunya mobil listrik yang diproduksi Toyota secara massal adalah model bZ4X, cukup sulit untuk melawan Tesla yang memang fokus pada produksi kendaraan listrik, seperti Model Y dan Model 3 yang menyumbang 90 persen penjualan mereka.
Toyota menargetkan penjualan 3,5 juta mobil listrik pada 2030. Saat ini, mobil listrik masih menghadapi beberapa kendala untuk dijadikan prioritas produsen mobil. Hal ini karena infrastruktur pengisian daya yang masih kurang memadai dan biaya baterai yang sangat mahal.
Seorang pejabat tinggi Toyota mengatakan, "Di daerah yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil, EV bukanlah solusi terbaik untuk mengurangi emisi karbon dioksida". Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kemajuan teknologi lebih lanjut, seperti penggunaan bahan bakar alternatif yaitu hidrogen.(fik)