Senin, 14 November 2022 15:38 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Transformasi pada berbagai sektor menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan global saat ini dengan memanfaatkan peluang revolusi industri 4.0, artificial intelligence, serta berbagai inovasi lain.
Dalam mendukung upaya transformasi tersebut, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak, termasuk dengan melakukan penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta (public-private partnership).
“Pemerintah harus menunjukkan kepemimpinan dalam menanggapi tantangan di masa depan melalui kemitraan publik-swasta yang lebih kuat untuk menjadi aksi konkret dari kebijakan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Business20 (B20) Summit yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Senin (14/11).
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi B20 yang mencakup lebih dari 41 negara dalam mengedepankan pentingnya keberadaan ekonomi inklusif. Forum B20 sendiri merupakan salah satu engagement group dalam Forum G20 yang terdiri dari komunitas bisnis internasional dan merefleksikan peran sektor swasta sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi.
Kemitraan sektor publik dan swasta yang didukung dengan pemanfaatan berbagai inovasi akan menjadi fondasi dalam memperkuat arsitektur ekonomi pasca-pandemi. Upaya tersebut juga diharapkan mampu menyediakan solusi bagi berbagai isu strategis mulai dari ketahanan pangan hingga transisi energi yang terjangkau dan adil.
“Dengan kemitraan ini, kami berharap ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,4% pada tahun 2022, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal berbagai organisasi global. Pada kuartal ketiga 2022, kami bahkan tumbuh 5,72% year-on-year. Sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari sektor-sektor yang telah bangkit kembali dengan baik. Saat ini pandemi Covid-19 juga dapat dikendalikan dengan lebih baik,” ujar Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan harapan bahwa dunia bisnis perlu melakukan transformasi dengan memanfaatkan teknologi serta research and development yang kuat, sehingga diharapkan mampu mendorong praktik bisnis yang lebih efisien dengan produktivitas yang lebih tinggi.
Transformasi bisnis tersebut juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dengan ikut menerapkan praktik-praktik environmental, social, and governance (ESG). Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan upaya Indonesia dalam melakukan inisiasi Program Kartu Prakerja sebagai program dengan pendekatan inklusif yang bertujuan untuk reskill, upskill, dan meningkatkan literasi digital, serta di saat yang bersamaan meningkatkan inklusi keuangan.
“Untuk beradaptasi dengan dunia kerja masa depan dan menciptakan peluang baru bagi mereka yang terkena dampak disrupsi teknologi dan pandemi, kami telah mengembangkan sistem pendidikan vokasi online melalui Kartu Prakerja,” ungkap Menko Airlangga.
Dalam puncak acara Forum B20 tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas kesediaan Ms. Anne Hathaway, yang dikenal dengan perannya yang luar biasa dalam film-film Hollywood, untuk membagikan pandangannya sebagai UN Women Goodwill Ambassador mengenai kontribusi perempuan dalam transformasi ekonomi dan pertumbuhan yang inklusif.
Mengakhiri sambutan, Menko Airlangga menyampaikan ajakan untuk bersatu dalam menghadapi permasalahan dan tantangan global saat ini serta sekaligus memberikan semangat dan inspirasi lewat pepatah lama yang mendasari budaya kerja Indonesia yakni “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
“With Indonesia, lets recover together and recover stronger,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya yakni Executive Chairman World Economic Forum (WEF) Profesor Klaus Schwab, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dan Chair Business20 Shinta Kamdani.(mir)